Jejak Sejarah Kolonial Belanda
Petani Kopi Gayo di Aceh Tengah Usul Pembuatan Kebun Percontohan di 14 Kecamatan
Petani kopi Gayo, Zaini mengusulkan pembentukan lahan percontohan kopi di setiap kecamatan dan menghidupkan kembali lomba usaha tani
Penulis: Alga Mahate Ara | Editor: Rizwan
Laporan Alga Mahate Ara|Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Petani kopi Gayo, Zaini mengusulkan pembentukan lahan percontohan kopi di setiap kecamatan dan menghidupkan kembali lomba usaha tani perkebunan rakyat di kabupaten Aceh Tengah.
Menurutnya, dua hal tersebut penting untuk meningkatkan semangat petani serta mutu produksi kopi Gayo sebagai komoditas unggulan daerah.
Ia menilai, hingga saat ini belum ada contoh konkret kebun kopi yang ditata dengan pendekatan edukatif dan teknis yang bisa dijadikan rujukan masyarakat.
Padahal, Aceh Tengah dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kopi arabika terbesar di Indonesia.
Zaini juga menyoroti perlunya kebun-kebun demonstrasi atau demonstration plot (demplot) yang dapat diakses publik untuk mempelajari langsung teknik budidaya yang baik.
Menurutnya, dari 14 kecamatan yang ada, seharusnya pemerintah bisa menghadirkan satu kawasan percontohan terpadu yang mencakup praktik pemangkasan, pemupukan, hingga teknik petik selektif.
Ia menyebut inisiatif itu sangat potensial sebagai media belajar praktis bagi petani dan masyarakat umum.
Selain mendorong hadirnya demplot, Zaini juga mengusulkan agar pemerintah kembali menyelenggarakan lomba usaha tani seperti yang pernah digelar pada tahun 2007.
Ia yakin kegiatan seperti itu mampu mendorong petani untuk lebih serius dalam merawat kebunnya, meski tidak semua menjadi pemenang.
“Kalau pemerintah bisa buat pacuan kuda dua kali setahun, kenapa untuk kopi yang menopang ekonomi rakyat tidak ada bentuk penghargaan serupa?” katanya, saat dijumpai di kediamanya Belang Gele, Bebesen Aceh Tengah, Jumat (1/8/2025)
Zaini juga menyayangkan minimnya bentuk penghargaan langsung kepada petani, padahal sektor kopi kerap disebut sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar.
Seperti diketahui, saat ini kopi gayo ditanam di atas lahan seluar lebih dari 52.000 hektare dan telah menjadi komoditas unggulan eskpor ke berbagai negara di Asia,Eropa,dan Amerika.
Ia mencontohkan, di daerah lain seperti di Jawa, berbagai jenis perlombaan lokal bisa menghadirkan hadiah besar.
"Sementara di Gayo, petani kopi justru jarang mendapatkan dukungan serupa," jelasnya.
Lebih lanjut, Zaini menyinggung soal ketiadaan kebun percontohan yang benar-benar dibina oleh penyuluh pertanian.
Ia mempertanyakan sejauh mana peran Dinas terkait dalam membina sistem budidaya yang bisa diadopsi masyarakat secara luas.
Sebagai tokoh kopi Gayo, Zaini dikenal luas baik di tingkat lokal maupun nasional.
Ia pernah meraih juara pertama dalam kontes Specialty Coffee Arabica Indonesia di Bali tahun 2010, dengan skor tertinggi 85,43, berdasarkan penilaian dari Specialty Coffee Association of America (SCAA) dan Coffee Quality Institute (CQI).
Ia juga menerima penghargaan dari Kementerian Pertanian sebagai petani berprestasi atas kontribusinya di bidang pertanian kopi Gayo, selian itu juga beberapa sertifikasi dan sertifikat telah banyak ia raih, dan kerap di undang di berbagai daerah untuk menjadi “guru” soal kopi gayo.(*)
Baca juga: Kopi Gayo dan Jejak Sejarah Kolonial Belanda yang Ditinggalkan di Belang Gele Aceh Tengah
Kopi Gayo dan Jejak Sejarah Kolonial Belanda yang Ditinggalkan di Belang Gele Aceh Tengah |
![]() |
---|
Budayawan Khalid Ungkap Sejarah dan Masa Depan Kopi Gayo, Komoditas dan Identitas yang Harus Dijaga |
![]() |
---|
Tanah Gayo Berbangga, Putra Daerah Sugiono Diangkat Prabowo Jadi Sekjen Gerindra, Ini Profilnya |
![]() |
---|
Turnamen Bulutangkis Berkah Jaya Cup 2025 Resmi Digelar di Aceh Tengah |
![]() |
---|
Juli 2025 Aceh Tengah Alami Inflasi Sebesar 3,49 Persen, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.