Berita Aceh Tengah Hari Ini

ASN di Ketol Aceh Tengah Rakit Alat Pelubang Mulsa untuk Permudah Kerja Petani

Sejumlah kelompok tani di Desa Buge Ara mengaku sangat terbantu dengan keberadaan alat pelubang mulsa hasil rakitan Muklis.

Penulis: Alga Mahate Ara | Editor: Sri Widya Rahma
ISTIMEWA
PELUBANG MULSA - Muklis Ady, saat merakit alat pelubang mulsa, di Desa Buge Ara, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Minggu (3/8/2025). Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Kantor Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Muklis Ady merakit alat pelubang mulsa untuk mempermudah pekerjaan petani. 

Laporan Alga Mahate Ara | Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Kantor Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Muklis Ady merakit alat pelubang mulsa untuk mempermudah pekerjaan petani.

Dengan kreativitas dan kepekaannya terhadap kebutuhan petani, Muklis merakit sendiri alat pelubang mulsa yang kini dimanfaatkan oleh warga di Desa Buge Ara.

Inovasi tersebut berawal dari keprihatinannya melihat petani kesulitan melubangi plastik mulsa secara manual proses yang memakan waktu dan tenaga.

Berbekal bahan-bahan sederhana yang mudah didapat secara lokal, Muklis merancang alat pelubang mulsa yang praktis, efisien, dan hemat biaya.

“Saya melihat langsung kesulitan petani saat proses pelobangan mulsa.

Dari sana saya berpikir, kenapa tidak kita buat alat sederhana yang bisa mempercepat dan meringankan pekerjaan mereka,” ujar Muklis Ady saat ditemui di kebun warga Desa Buge Ara, Minggu (3/8/2025).

Seperti diketahui, mulsa adalah lapisan penutup tanah yang biasanya terbuat dari plastik berwarna perak-hitam atau hitam polos, yang digunakan dalam budidaya hortikultura seperti cabai, tomat, atau sayuran.

Fungsi utama mulsa adalah untuk menjaga kelembapan tanah, menekan pertumbuhan gulma, serta mengurangi risiko erosi dan penguapan air.

Agar tanaman bisa tumbuh, petani perlu melubangi mulsa terlebih dahulu sesuai jarak tanam. Di lubang inilah benih atau bibit ditanam.

Cara Tradisional yang Kurang Efisien

Sebelum adanya alat rakitan ini, petani umumnya melubangi mulsa secara manual menggunakan kaleng bekas, kayu panas, atau batang besi yang dipanaskan di api.

Metode ini tidak hanya menghabiskan waktu, tetapi juga membuat lubang yang tidak seragam dan terkadang merusak permukaan mulsa.

Alat hasil rakitan Muklis mendapat sambutan positif dari para petani.

Sejumlah kelompok tani di Desa Buge Ara mengaku sangat terbantu dengan keberadaan alat tersebut karena mempercepat proses tanam serta menghemat tenaga kerja.

Reje Kampung (Kepala Desa) Buge Ara, Syaparudin juga memberikan apresiasi atas inisiatif tersebut. 

Ia menilai, kehadiran sosok ASN seperti Muklis Ady memberikan dampak langsung bagi masyarakat, khususnya dalam mendukung ketahanan pangan dan produktivitas pertanian desa.

“Kami sangat mengapresiasi Pak Muklis. Beliau tidak hanya menjalankan tugas formal, tapi juga turun ke lapangan dengan solusi yang betul-betul dibutuhkan masyarakat,” ujar Reje. 

Langkah Muklis Ady menjadi contoh nyata bahwa inovasi di bidang pertanian tidak selalu membutuhkan teknologi mahal atau kompleks. 

Dengan niat, kepedulian, dan kreativitas, solusi sederhana pun bisa membawa perubahan besar bagi kehidupan petani di pedesaan. (*)

Baca juga: Masyarakat Buge Ara Aceh Tengah Gelar Doa Bersama untuk Keselamatan dan Keberkahan

Baca juga: Ketua Koperasi Merah Putih Desa Buge Ara Bener Meriah Ajak Warga Tanam Sayur

Baca juga: Paslon Bupati Serahkan Bantuan untuk Korban Angin Kencang di Buge Ara, Aceh Tengah

Sumber: TribunGayo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved