Siswa di Aceh Tengah Belajar di Lantai

Siswa SMPN 32 Takengon Aceh Tengah Mengeluh Sakit Pungung Saat Belajar di Lantai, Berharap Bangku

Namun, semangat memerdekaan itu seakan berubah saat melihat siswa SMPN 32 Takengon yang belum merdeka dari infrastruktur pendidikan.

|
Penulis: Romadani | Editor: Rizwan
TRIBUNGAYO.COM/ROMADANI
SISWA BELAJAR DI LANTAI - Siswa SMPN 32 Takengon tepatnya di Desa Kekuyang Kecamatan Keto Aceh Tengah belum meiliki lengkap bangku dan meja belajar, Rabu (6/8/2025). Siswa mengeluh sakit punggung karena belajar di lantai. 

 Laporan Romadani | Aceh Tengah 

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Menempuh waktu sekitar satu setengah jam dari pusat Kota Takengon menuju Desa Kekuyang Kecamatan Ketol Aceh Tengah

Tampak di perjalanan, berbendera merah putih berkibar di halaman rumah-rumah warga, membuktikan semangat kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia.

Namun, semangat memerdekaan itu seakan berubah saat melihat siswa SMPN 32 Takengon yang belum merdeka dari infrastruktur pendidikan.

Mereka menulis mimpi dari lantai tanpa bangku dan meja.

Amatan TribunGayo.com, Rabu (6/8/2025) di SMP Negeri 32 Takengon, para siswa baru saja selesai belajar, bersiap pulang.

Namun, Kepala sekolah sedang tidak berada di lokasi.

Beberapa ruang kelas hanya memiliki satu set meja dan kursi untuk guru.

Para siswa, terutama yang duduk di kelas 7 terpaksa duduk di lantai keramik saat prose belajar berlangsung.

“Kami disuruh, bawa goni atau tikar dari rumah. untuk duduk di lantai,” ungkap seorang siswa.

Bahkan, ada siswa yang mengeluh sakit punggung jika duduk di lantai saat jam pelajaran.

"Kami berharap pihak dinas atau dekolah memberikan Kami bangku," keluh Siswa itu.

Sekolah ini juga belum memiliki Komite yang sah, seharusnya Komite menjadi jembatan aspirasi antara wali murid dan pihak sekolah. 

Berdasarkan data, SMPN 32 Takengon memiliki 132 siswa mulai daei kelas 7 sampai 9.

Sejumlah guru yang ada di lokasi tersebut, menjelaskan bahwa saat ini sekolah sedang dalam masa transisi kepemimpinan.

Kepala sekolah lama, Saifuddin SPd, telah digantikan oleh Juandi, SPd dari SMPN 44 Takengon. 

Sementara yang dapat dihubungi hanya Kepala Sekolah yang baru, Juandi SPd, mengakui belum ada proses serah terima jabatan atau antar tugas secara resmi, namun ia telah menyiapkan solusi terkait bangku siswa.

“Kami sedang upayakan memindahkan bangku-bangku lebih dan tak terpakai dari SMPN 44 ke SMPN 32 Takengon. Mungkin sore sudah sampai,” ujar Juandi.

Tokoh Pemuda sekaligus pengamat kesehatan di Desa Kekuyang, Satria Budi MKM, mengaku prihatin dan khawatir dengan proses belajar siswa di lantai.

Lulusan S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Medan itu khawatir dampak jangka panjang dari kebiasaan belajar seperti ini.

“Belajar duduk di lantai tanpa kursi berpotensi mengganggu struktur tulang belakang anak-anak. Ini bisa mengancam masa depan mereka, apalagi jika mereka bercita-cita jadi tentara atau polisi lalu masuk Akmil dan Akpol, misalnya, ini butuh kondisi fisik prima,” jelasnya.

Satri Budi mengaku sering menerima keluhan wali murid dengan rasa sakit siswa. Bahkan ada yang sempat berniat pindah sekolah, namun kondisi ekonomi keluarga membuat mereka tetap bertahan. (*)

Baca juga: Hari Pertama Masuk Sekolah di Aceh Tengah, Orang Tua Antusias Antar Anak Demi Dapat Bangku Depan

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved