Tak hanya itu, warga juga membaluri lumpur dengan es batu dengan tujuan agar semakin dingin.
Menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam yang diyakini sebagai penghilang setrum atau bisa petir.
Sudah menjadi kebiasaan apabila ada orang yang terkena sambaran petir langsung ditanam dalam lumpur sebagai pertolongan pertama.
Biasanya, para korban baru diangkat dari kubangan lumpur setelah benar-benar menggigil.
Pesepak Bola U-13 di Bojonegoro Disambar Petir saat Laga, Tubuh Kaku
Sementara itu di lain sisi, kejadian tak terduga menimpa seorang pemain sepak bola U-13 di Bojonegoro, ia tersambar petir saat bertanding.
Kala itu, ia tengah bertanding di laga perdana U-13 Piala Soeratin 2023 di Stadion Letjen H. Soedirman, Bojonegoro, Jawa Timur pada Jumat (3/11/2023).
Diketahui, korban bernama Tegar Dwi Prasetyo, salah satu pemain U-13 dari kesebelasan SSB Indonesia Muda Bojonegoro.
Siswa kelas 7 SMP itu terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Pelatih U-13 Sekolah Sepak Bola (SSB) Indonesia Muda Bojonegoro, Bayu mengatakan, peristiwa anak asuhnya tersambar petir itu terjadi pada Jumat siang sekira pukul 14.20 WIB.
Ketika itu, laga perdana U-13 Piala Soeratin 2023 Kabupaten Bojonegoro antara kesebelasan SSB Indonesia Muda melawan kesebelasan PS Purwosari.
"Pertandingan babak pertama baru berjalan kurang lebih 10 menit, tiba-tiba hujan disertai angin dan ada suara petir yang keras sekali menyambar korban," kata Bayu, dikutip dari Kompas.com.
Sontak saja tubuh penyeran andalan tim SSB Indonesia Muda U-13 Bojonegoro yang tersambar petir langsung ambruk.
Tubuhnya tidak bergerak lagi di tengah lapangan hijau Stadion Letjen Soedirman Bojonegoro.
Melihat anak asuhnya tersambar petir, dirinya dan sejumlah panitia pertandingan langsung mengevakuasi tubuh korban ke luar lapangan dan membawanya ke Rumah Sakit Ibnu Sina Bojonegoro.