Usaha yang ia rintis masih memiliki kendala dari minimnya modal sehingga hanya cukup memenuhi kebutuhan keluarga.
Suami Ila sejak dua tahun terakhir mengidap penyakit struk, sembari menjahit ia pun mengurus dan memenuhi biaya pengobatan sang suami.
Selain itu, putri bungsunya terpaksa putus sekolah karena terkendali ekonomi. Padahal putri keduanya yang bernama Zihan Zafirah bercita-cita menjadi desainer untuk meneruskan usaha orang tuanya.
"Anak pertama di Malysia kerja, sementara anak ke dua sempat sekolah SMA di Bogor. Kemudian putus, saya suruh balik kampung untuk membantu merawat ayahnya yang sakit," jelas Ila.
Meski memiliki beberapa kendala, Ila terus bertahan demi mengembangkan dan menjaga warisan budaya Gayo yang telah ia tekuni selama 20 tahun lebih.
Terakhir ia berpesan bahwa kepada perajin-perajin yang berada di kampung terus semangat untuk berkarya, sehingga menjadi ibadah membantu perekonomian keluarga.
"Jangan pernah meninggalkan ilmu yang sudah kalian dapat, saya aja perajin daei kampung terus bertahan dan Alhamdulillah karya saya dipakai sama pejabat tinggi negara," jelas Ila.(*)
Baca juga: Sosok Ida Kerawang di Bebesen, Sang Penjahit Baju Wapres Gibran saat Upacara HUT ke 80 RI di Istana