Aceh Tengah
TERUNGKAP Asal Ikan Predator Bergigi Tajam, Pernah Gigit Tangan Warga di Danau Lut Tawar, Takengon
Asal usul ikan predator bergigi tajam, di Danau Lut Tawar, Takengon, Aceh Tengah, terungkap
TRIBUNGAYO.COM, BANDA ACEH - Asal usul ikan predator bergigi tajam, di Danau Lut Tawar, Takengon, Aceh Tengah, terungkap.
Ikan predator bergigi tajam dan pernah menggigit tangan warga itu ternyata berasal dari perairan tawar Tiongkok dan Amazon.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Aliman Selian SPi, MSi kepada Serambinews.com, Sabtu (30/7/2022) sore.
Menurutnya, ikan bergigi tajam itu adalah ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum), dan bukan piranha.
Asal usul ikan tersebut berasal dari perairan tawar Tiongkok dan Amazon.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Aliman Selian SPi, MSi kepada Serambinews.com, Sabtu (30/7/2022) sore.
Baca juga: VIDEO Heboh! Ikan Predator Tertangkap Warga di Danau Lut Tawar, Takengon, Cek Faktanya
Aliman membutuhkan waktu setengah hari untuk mendeteksi dan menganalisis ikan yang diduga predator berjenis ikan bawal air tawar yang ditemukan warga di Danau Lut Tawar, Takengon.
"Ikan ini berasal dari perairan tawar Tiongkok dan Amazon.
Ada yang membawa dan membudidayakannya di Takengon," ungkap Aliman.
Aliman mengisahkan, sekitar tahun 2010 ada warga yang mulai membudidayakan ikan bernama Latin Colossoma macropomum ini di kolam warga Takengon, Aceh Tengah.
Ikan ini, urainya, termasuk jenis ikan pemakan segalanya, tapi lebih ke karnivora (pemakan daging).
Ia tambahkan, ikan bawal ini habitatnya sama dengan piranha dan termasuk ikan invasif, juga dapat merusak habitat ikan-ikan endemik.
"Ikan ini suka memakan atau memangsa jenis ikan kecil seperti depik dan sejenisnya," kata magister lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Baca juga: Heboh Ikan Predator di Danau Lut Tawar Takengon, Pernah Gigit Tangan Warga, Ini Kata Dinas Perikanan
Aliman menduga ada juga masyarakat yang membudidayakan ikan ini di keramba jaring apung (KJA) Danau Laut Tawar.
"Kemungkinannya ikan ini lepas dari tempat budidaya KJA masyarakat tersebut," ujar Ketua Alumni Universitas Abulyatama ini.