Polisi Tembak Polisi

TKP di Rumah Pejabat Polri, Mahfud : Kasus Brigadir J Tak Dibuka Secara Terang Negara Akan Hancur

Mahfud MD mengatakan negara akan hancur apabila kasus pembunuhan Brigadir J tak dibuka secara terang-benderang.

Editor: Budi Fatria
(KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO) dan (Facebook Rohani Simanjuntak)
Ilustrasi foto Mahfud MD, Ferdi Sambo, Brigadir J-Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan negara akan hancur apabila kasus pembunuhan Brigadir J tak dibuka secara terang-benderang. 

TRIBUNGAYO.COM - Pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, motifnya hingga kini masih misteri.

Publik terus menunggu perkembangan terkait pengungkapan motif pembunuhan Brigadir J.

Memang dalam kasus pembunuhan Brigadir J telah ditetapkan empat tersangka, salah satunya adalah Irjen Ferdy Sambo.

Kemudian tersangka lain Bripka Ricky Rizal (RR), Richard Eliezer Bharada E atau Richard Eliezer dan seorang ART bernama Kuat Ma'ruf (KM).

Terkait kasus ini, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan negara akan hancur apabila kasus pembunuhan Brigadir J tak dibuka secara terang-benderang.

Terlebih, peristiwa pembunuhan ini terjadi di kediaman perwira tinggi Polri.

“Kalau ada orang mati terbunuh di rumah pejabat tinggi Polri yang tidak dibuka terang-benderang negara ini akan hancur,” tegas Mahfud dalam program Satu Meja, Kompas TV, Rabu (10/8/2022) malam.

Baca juga: Ferdy Sambo Tersangka Pembunuhan Brigadir J, Netizen Ramai-Ramai Ucapkan “Terimakasih Pak Kapolri”

Baca juga: Apa Motif Brigadir Yosua Dibunuh? Ini Kata Mahfud MD, Kapolri dan Pengacara Irjen Ferdy Sambo

Mahfud menyebutkan bahwa Polri mempunyai ribuan satuan kerja di seluruh Indonesia.

Dari ribuan satuan kerja itu, kata Mahfud, 100.000 pengamanan dilakukan Polri setiap harinya.

Lalu ada satu kasus gini (pembunuhan Brigadir J) masa enggak bisa dibuka, wong (orang) yang ratusan ribu aja diamankan, diselesaikan dengan baik,” ungkap Mahfud.

Karena itu, Mahfud menyatakan bahwa kasus ini penting bagi pemerintah.

Brigadir Yosua diduga melakukan pelecehan terhadap istri Irjen Ferdy Sambo yang menyebabkan ia meninggal setelah terjadi baku tembak dengan Bharada E, yang mendengar teriakan dari istri Ferdy Sambo.
Brigadir Yosua diduga melakukan pelecehan terhadap istri Irjen Ferdy Sambo yang menyebabkan ia meninggal setelah terjadi baku tembak dengan Bharada E, yang mendengar teriakan dari istri Ferdy Sambo. (Tribunnews.com)

Sebab, penyelesaian kasus pembunuhan Brigadir J juga menyangkut kepercayaan publik terhadap Polri.

“Ya sangat penting (bagi pemerintah) karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” ujar Mahfud.

Mahfud juga menuturkan, penetapan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka juga tak lepas karena adanya tekanan dari Presiden Joko Widodo dan masyarakat.

Baca juga: Ferdy Sambo Minta Maaf ke Institusi Polri Soal Kematian Brigadir Yosua, Akui Pembunuhan karena Emosi

Terlepas adanya tekanan tersebut, Mahfud mengatakan bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mempunyai keinginan untuk membuka kasus ini dengan baik.

“Tetapi itu perlu dukungan politik dari kita. Karena kita tahu banyak masalahnya, ada ranjau-ranjaunya di dalam sehingga Pak Presiden mengatakan selesaikan dengan tuntas, dengan transparan,” ucap Mahfud.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved