Sejarah Gayo
Kolonel Muhammad Din dari Gayo Lues, Dibuang ke Boven Digul, Ditembak tak Mati
Sebelum berperang, Muhammad Din adalah guru ngaji, tengku (ustaz) di Blangkejeren. Diantara muridnya, istri AK Yacobi dan AK Yacobi sendiri.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mawaddatul Husna
Sebelum berperang, Muhammad Din adalah guru ngaji, tengku (ustaz) di Blangkejeren. Diantara muridnya, istri AK Yacobi dan AK Yacobi sendiri.
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Muhammad Din merupakan kolonel pertama di Sumatera yang berasal dari Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh.
Ia merupakan seorang komandan, satu diantara anak buahnya adalah Jamin Ginting, Pahlawan Nasional dari Sumatera Utara.
Muhammad Din pula yang mengirim kawat ke Gayo tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang diucapkan Soekarno pada 17 Agustus 1945.
Kawat informasi kemerdekaan ini dikirim Muhammad Din dari Sumatera Utara ditujukan kepada Reje Abd Wahab di Takengon pada awal September 1945.
Baca juga: Sejarawan: Orang Gayo Terkenal Nekat, Berani Serang Bivak Belanda Seorang Diri
Muhammad Din ketika itu menjabat Toko Bet Sumatera dan kemudian berpangkal kolonel dengan nama Kolonel M Din Sinar Terang berkedudukan di Sibolga.
Kolonel M Din pernah memimpin perlawanan terhadap Belanda di Blangkejeren pada 1928.
Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan dikirim secara estafet melalui Kaisato Suci (Kepala Kepolisian) Bireuen dan Kepala Kepolisian Takengon yang dialamatkan kepada Raja Abd Wahab dan Raja Mukmin, diantar oleh Mahreje, juru tulis pada Kantor Kepolisian Takengon.
Sosok Muhammad Din ini disinggung oleh Mahmud Ibrahim dan Arif Amiruddin dalam "Aceh Tengah Merebut dan Mempertahankan Kemerdekaan RI" dalam rangka HUT RI ke-50 Aceh Tengah.
Baca juga: Tengku Tapa dari Gayo Sosok Ajaib, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah: Layak Jadi Pahlawan Nasional
Kemudian Sejarawan UIN Syarif Hidayatullah, Johan Wahyudi juga mengangkat profil Muhammad Din secara lebih rinci dari sumber-sumber sejarah.
Lalu bagaimana Muhammad Din di mata keluarganya sendiri?
Inilah yang dikisahkan oleh Uwin Bahramsyah, cucu dari Kolonel Muhammad Din, dalam Bincang Sejarah Pusat Kebudayaan Gayo, Jumat (26/8/2022) malam yang dipandu Yusradi Usman al-Gayoni.
Uwin Bahramsyah mengatakan, orang tua Muhammad Din bernama Dawi, bermarga Nasution.
Dawi merupakan pangeran di Sipirok. Dawi pergi ke Blangkejeren, kemudian, menikah dengan Syarifah asal Rikit Gaib dan tinggal di Penampaan.
Baca juga: Hitei Urat Kawasan Khusus untuk Orang Gayo dari Raja Kerajaan Raya Simalungun
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/Muhammad-Din-merupakan-kolonel-pertama-di-Sumatera.jpg)