Berita Nasional

Tiga Seniman Kopi Gayo Ziarah ke Makam Penyair Besar Indonesia, Umbu Landu Paranggi di Jimbaran Bali

Umbu Wulang Landu Paranggi berasal dari Sumba dalam dunia sastra dikenal sebagai sosok guru atau pembimbing lahirnya penyair Indonesia sejak 1960

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
TribunGayo.com
Tiga seniman di makam penyair Indonesia, Umbu Landu Paranggi, di Jimbaran, Bali, Selasa (20/9/2022) 

Laporan Fikar W.Eda I Bali

TRIBUNGAYO.COM, BALI - Tiga seniman kopi melakukan ziarah ke makam penyair dan guru penyair Indonesia, Umbu Landu Paranggi, di Taman Makam Kristen Mumbul, Jimbaran Bali, Selasa (20/9/2022).

Ketiga seniman tersebut adalah penyair Fikar W Eda, Devie Matahari dan Yoyok Harness  yang juga menjabat juru kunci makam.

Yoyok, seniman yang berdomisili di Bali juga anak angkat dari seniman didong Gayo, Ceh Daud Kalampan.

Selain memanjatkan doa, ketiga seniman ini juga membacakan puisi karya Landu diiringi suling dan jangin atau senandung Gayo

Umbu Wulang Landu Paranggi berasal dari Sumba dalam dunia sastra dikenal sebagai sosok guru atau pembimbing lahirnya penyair Indonesia sejak 1960-an.

Diantara para bimbingannya adalah Emha Ainun Nadjib, Eko Tunas, Linus Suryadi AG, Korie Layun Tampan, Ebiet G Ade, dan banyak lagi.

Umbu lahir 10 Agustus 1943 di  Kananggar Sumba Timur.

Baca juga: Pertunjukan Jangin Kopi di Jimbaran Bali, Dibawakan Seniman Kopi

Ia berpulang ke Rahmatullah 6 April 2021, Pantai Sanur dan dimakamkan di Jimbaran.

Almarhum Umbu menerima Anugerah Budaya  untuk kategori seniman modern dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada 2018.

Umbu juga menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020 kategori ‘Pencipta, Pelopor, dan Pembaru’ dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Juru kunci makam, Yoyok Harness menceritakan almarhum adalah sosok yang sangat dihormati dan dimuliakan di kalangan sasatrawan Indonesia.

Yoyok Harnes menyebutkan, dari cerita yang ia peroleh, bahwa Umbu Landu Paranggi merantau ke Yogyakarta dari Sumba Timur pada 1960 belajar di SMA Taman Siswa tapi  akhirnya ia sekolah di SMA Bopkri Kotabaru.

"Pada saat pemakaman para seniman menggelar pembacaan puisi di kompleks pemakaman selama sehari penuh. Ini bentuk penghargaan dan mengenang almarhum atas jasa dan bimbingannya," kata Yoyok Harness.

Baca juga: Yoyok Seniman Reputasi Internasional, Menguasai Sitar, Oud Ney sampai Seureune Kalee dan Suling Gayo

Seperti diberitakan, pertunjukan "Jangin Kopi" mewarnai Bali dalam satu acara executive dinner di Jimbaran, Bali, Senin (19/9/2022).

"Jangin Kopi" merupakan sebuah pertunjukan kolaborasi musik, puisi dan gerak tari, serta atraksi budaya kopi yang umum dilakukan masyarakat Gayo.

Pertunjukan melibatkan tiga seniman Indonesia yang akrab dengan kopi, yakni penyair Fikar W.Eda, Devie Matahari dan Yoyok Harness.

Devie memainkan atraksi "munampi" dan "jangin"  sementara Yoyok Harness memainkan alat musik sitar, suling, dan serune, dipadukan dengan pembacaan puisi, dan mantra kopi Gayo.

Diawali dengan puisi "Selendang Kopi" dibawakan dalam bentuk "jangin" atau senandung.

Diiringi suara seruling Gayo yang mendayu ditiup Yoyok Harness, seniman Bali yang sudah berulang kali  datang ke Gayo.

Baca juga: Seniman Ervan Ceh Kul Sebut Didong Harus Tetap Dipertahankan Sebagai Identitas Gayo

Komposisi kedua adalah pembacaan mantra kopi "Sengkewe" dan ditutup dengan puisi "Kopi Pagi Kopi Gayo," dibawakan dalam iringan tepok didong dan sitar.

Komposisi "Jangin Kopi" merupakan gambaran perempuan Gayo yang sangat akrab dengan kopi, mulai dari memetik, mengolah, dan membesarkan anak-anaknya dari hasil kopi.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved