Berita Nasional
Tokoh Adat Papua Ramses Wally: Jika Lukas Enembe Lengser, Demokrat akan Kehilangan Suara di Papua
Tak hanya gratifikasi, Menkopolhukam Mahfud MD juga mengklaim kasus yang menjerat Gubernur Papua tersebut juga terkait korupsi.
Tak hanya gratifikasi, Menkopolhukam Mahfud MD juga mengklaim kasus yang menjerat Gubernur Papua tersebut juga terkait korupsi.
TRIBUNGAYO.COM - Gubernur Papua Lukas Enembe ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) terkait kasus gratifikasi.
Tak hanya gratifikasi, Menkopolhukam Mahfud MD juga mengklaim kasus yang menjerat Gubernur Papua tersebut juga terkait korupsi.
Tak tanggung-tanggung, Mahfud bahkan menyebut, Lukas Enembe terjerat kasus korupsi hingga ratusan miliar.
Ada beberapa kasus lain yang masih terus didalami, yakni terkait dana operasional pimpinan, penyelewengan dana pengelolaan Pekan Olahraga Nasional (PON), hingga pencucian uang.
Baca juga: KPK Tetapkan Gubernur Papua Sebagai Tersangka Kasus Gratifikasi, Berikut Profil Lukas Enembe
"Ada kasus-kasus lain yang sedang didalami tetapi terkait dengan kasus ini."
"Misalnya ratusan miliar dana operasional pimpinan, dana pengelolaan PON kemudian juga adanya manajer pencucian uang yang dilakukan atau dimiliki oleh Lukas Enembe, " kata Mahfud, Senin (19/9/2022) dikutip dari tayangan YouTube KompasTV.
Sementara itu, mantan politisi sekaligus Tokoh Adat Papua, Ramses Wally, mengatakan Partai Demokrat akan kehilangan suara di Papua apabila lengserkan Lukas Enembe.
Ramses menilai Partai Demokrat besar di Papua karena sosok Gubernur Papua, Lukas Enembe.
Baca juga: KPK Bisa Terbitkan SP3 Terhadap Kasus yang Menjerat Gubernur Papua, Asalkan Bisa Membuktikan Hal Ini
Sehingga menurutnya, Partai Demokrat bisa kehilangan peluang kemenangan pada Pemilu 2024 mendatang.
"Selama masa kepemimpinan Lukas Enembe di Papua, dia berhasil mempertahankan nama Partai Demokrat untuk tetap unggul sampai hari ini, semua itu karena sosok Lukas Enembe."
"Maka itu, jika Demokrat Pusat mengatakan bakal melengserkan Lukas Enembe karena kasusnya, maka itu keliru dan peluang kemenangan pada tahun 2024 akan hilang," kata Ramses, Rabu (21/9/2022) dikutip dari Tribun Papua.
Ramses mengatakan, pernyataan yang dikeluarkan Partai Demokrat Pusat mengenai wacana pelengseran Lukas Enembe bisa merugikan partainya sendiri.
Baca juga: PPATK Sudah 12 Kali Sampaikan ke KPK Terkait Keuangan Gubernur Papua, Ini Kasus yang Menjeratnya
"Saya prediksi juga, dengan pernyataan yang ada dapat membuka peluang untuk partai lainnya dalam merebut seluruh kekuasaan politik yang sudah dimiliki Partai Demokrat di Papua selama ini," kata Ramses.
Lukas Enembe akan Dicopot Sebagai Kader Demokrat