Polisi Tembak Polisi

Mantan Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Kuasa Hukum Putri Candrawathi, Warganet Indonesia Kecewa

Kekecewaan warganet Indonesia terhadap keputusan Febri Diansyah yang menjadi pengacara Putri Candrawathi tentu beralasan.

TRIBUN LAMPUNG
Mantan Juru Bicara KPK, Febri Diansyah jadi kuasa hukum Putri Candrawathi, tersangka kasus pembunuhan terhadap Brigadir Yosua. Keputusannya itu menuai ragam komentar warganet Indonesia yang kecewa. 

Kekecewaan warganet Indonesia terhadap keputusan Febri Diansyah yang menjadi pengacara Putri Candrawathi tentu beralasan.

TRIBUNGAYO.COM - Keputusan mantan juru bicara (Jubir) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah untuk bergabung menjadi tim kuasa hukum Putri Candrawathi menuai ragam komentar warganet Indonesia.

Putri Candrawathi sendiri merupakan tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua yang didalangi oleh suaminya sendiri, Ferdy Sambo.

Dalam kolom komentar artikel di kompas.com yang berjudul "Eks Jubir KPK Febri Diansyah Gabung Jadi Tim Kuasa Hukum Putri Chandrawathi-Ferdy Sambo" yang tayang pada Rabu (28/9/2022), kekecewaan warganet terlihat.

Akun Herman Hermawan menulis "hukum kalah sama duit".

Baca juga: Febri Diansyah, Mantan Jubir KPK Jadi Kuasa Hukum PC, Tersangka Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua

Sementara akun Muhammad Ali malah menulis "dulu mantan kpk ini sepertinya pernah dapat sogokan uang gaib dari sambo hahaha...buat apa nolongin orang yg sudah pernah bikin skenario bohong...tersia sia lah kau."

Ada pula yang membandingkan dengan Hotman Paris yang justru menolak untuk menjadi pengacara Ferdy Sambo.

"Mungkin ini diterima karena solidaritas suku bunga dan mata uang..." tulis Men del Lijk 27 menimpali komentar tersebut.

Kekecewaan warganet Indonesia terhadap keputusan Febri Diansyah yang menjadi pengacara Putri Candrawathi tentu beralasan.

Selama ini, Febri Diansyah dikenal sebagai seorang aktivis anti-korupsi yang sangat vokal dalam menentang ketidakadilan.

Dalam sebuah wawancara yang dimuat di majalah Intisari edisi Desember 2012, Febri yang saat itu masih anggota ICW pernah mengkritisi profesi para lulusan fakultas hukum.

Baca juga: Polri Buka Suara Terkait Keterlibatan Tiga Kapolda dalam Kasus Ferdy Sambo

Menurut Febri, beberapa lulusan dari jurusan tersebut, seperti hakim, jaksa, hingga pengacara (profesinya saat ini) kerap membuatnya kecewa.

Sebab, dalam pengamatan pria kelahiran Padang, 8 Februari 1983 ini, beberapa orang dari profesi tersebut, "Menggunakan ilmu hukumnya untuk me-make-up ‘zombi-zombi’."

Istilah tersebut digunakan Febri sebagai perumpamaan para lulusan hukum yang justru membenarkan sesuatu yang jahat, yang salah.

Peraih Charta Politika Award III 2012 ini kemudian mempertanyakan manfaat ilmu hukum yang dipelajarinya.

Apalagi, dalam wawancara tersebut, Febri juga mengisahkan bagaimana dirinya terinspirasi oleh buku-buku tetralogi karya Pramoedya Ananta Toer.

Baca juga: Sebelum Ditembak Mati, Putri Candrawathi Puji Brigadir Yosua Saat Menyetrika Baju Sekolah Anaknya

Buku-buku yang bagi Febri, menggambarkan bagaimana kemiskinan terus merajalela meski banyak orang pintar.

Kondisi tersebut, dalam pengamatan lulusan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tersebut, terjadi karena mereka yang berpendidikan tidak mau melakukan perubahan.

Namun, kini, Febri Diansyah sepertinya sedang sibuk me-make-up Putri Candrawathi agar siap menghadapi pengadilan terkait pembunuhan Brigadir J.

Dampingi Perkara Secara Objektif dan Faktual

Febri Diansyah mengaku bahwa dirinya telah diminta menjadi pengacara Putri Candrawathi sejak beberapa pekan silam.

Untuk kemudian mempelajari perkara tersebut hingga berbicara langsung dengan Putri Candrawathi.

"Saya memang diminta bergabung di tim kuasa hukum perkara tersebut sejak beberapa minggu lalu," kata Febri dalam pesan tertulisnya kepada wartawan, seperti dilansir kompas.com, Rabu (28/9/2022).

Baca juga: Jelang Eksekusi Brigadir J, Putri Candrawathi Menangis, Begini Ceritanya

"Sebagai advokat, saya akan dampingi perkara Bu Putri secara obyektif dan faktual," lanjut Febri.

Bahkan, Febri menuturkan bahwa dirinya sudah melakukan rekonstruksi terkait peristiwa yang terjadi di rumah Magelang.

"Kami mendatangi dan melakukan rekonstruksi di rumah Magelang.

Jadi kami mendatangi rumah Magelang dan kemudian melihat bagaiamana situasi persis dari rumah Magelang yang ketika kalau dibandingkan misalnya dengan tempat lain mugkin tidak cukup relevan," kata Febri dalam konferensi pers, seperti dilansir kompas.com, Rabu (28/9/2022).

Sebagai seorang aktivis anti-korupsi bahkan pernah menjadi anggota Indonesia Corruption Watch (ICW) dan mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pilihan Febri Diansyah Ini dianggap mengecewakan publik. (*)

Sumber: Intisari

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved