Liga 1

Kisah Raffi, Korban Tragedi Kanjuruhan, Hingga Kini Matanya Masih Memerah Terkena Gas Air Mata

Raffi mengatakan, iritasi di kedua matanya itu akibat dari gas air mata yang ditembakkan oleh petugas keamanan.

KOLASE TRIBUNGAYO.COM/SURYA MALANG
Korban tragedi Kanjuruhan, Raffi Atha Dziaulhamdi (14), pelajar SMPN 2 Kota Malang dimana matanya mengalami iritasi yang cukup parah akibat terkena gas air mata. 

Raffi mengatakan, iritasi di kedua matanya itu akibat dari gas air mata yang ditembakkan oleh petugas keamanan.

TRIBUNGAYO.COM - Tragedi Kanjuruhan sudah 10 hari berlalu.

Namun tragedi Kanjuruhan masih banyak menyimpan duka bagi korban dan keluarga korban.

Pasalnya, ratusan nyawa melayang dalam tragedi Kanjuruhan tersebut.

Dan tragedi Kanjuruhan ini menjadi catatan kelam bagi sejarah sepak bola di Indonesia.

Satu diantara korban yang selamat dalam tragedi Kanjuruhan ini, Raffi Atha Dziaulhamdi (14), pelajar SMPN 2 Kota Malang ini menuturkan matanya mengalami iritasi yang cukup parah.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan di Pintu 13, TGIPF: Mengerikan Sekali, Penonton Berdesakan, Terhimpit, Terinjak

Hal itu akibat Raffi terkena gas air mata pada tragedi Kanjuruhan, yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Saat ditemui di rumahnya yang terletak di Jalan Prof Moh Yamin Gang 2A, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, terlihat iritasi matanya cukup parah.

Di mana pada bagian mata yang biasanya berwarna putih, kini seluruhnya berwarna merah.

Raffi mengatakan, iritasi di kedua matanya itu akibat dari gas air mata yang ditembakkan oleh petugas keamanan.

"Saat itu, saya menonton di Stadion Kanjuruhan bersama kakak saya, Yuspita Nuraini (25) dan beberapa teman lainnya. Ketika itu, kami duduk di Tribun 10," ujarny, Minggu (9/10/2022).

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, KontraS Sebut Ada 12 Kejanggalan, Berikut Hasil Temuannya

Saat itu, tiba-tiba aparat keamanan menembakkan gas air mata tepat di hadapannya.

Jaraknya pun cukup dekat, hanya sekitar 2 meter.

Ia pun berada di kepulan asap gas air mata selama 15 menit. Ia pun panik dan mencoba menyelamatkan diri naik ke area Tribun 12.

"Setelah itu saya sesak, dan di depan saya ada orang pingsan. Dan dari arah belakang, desak-desakan dan dorong-dorongan. Setelah itu, saya enggak bisa nafas, diam lalu pingsan.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved