Berita Nasional
Tari Seudati Diajarkan di Institut Kesenian Jakarta Selama Tiga Semester Oleh Putra Aceh
Tari Seudati dari Aceh diajarkan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) sejak 1975 yang sebelumnya bernama Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
Laporan Fikar W Eda I Jakarta
TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA ---Tari Seudati dari Aceh diajarkan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) sejak 1975 yang sebelumnya bernama Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ).
Bahkan Seudati diajarkan selama tiga semester di kampus tersebut.
Pengajarnya adalah Marzuki Hasan, akrab disapa Pak Uki, bersama almarhum Noerdin Daud.
Marzuki Hasan lahir di Meudang Ara, Abdya Tahun 1942. Sampai sekarang ia masih tetap mengajar di IKJ.
Selain Seudati juga diajarkan tari-tari Aceh lainnya, seperti Ratoh, Pho, Seulawet dan sebagainya.
Baca juga: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Rilis Video Tari Guel Merawat Tarian Identitas Gayo
Tapi itu diajarkan sebagai tambahan di luar jam kuliah.
"Yang utamanya adalah Seudati. Sebab itu sangat sulit sekali.
Kalau tari-tari seperti Ratoh itu cepat, beda dengan Seudati. Dibutuhkan tiga semester," kata Marzuki Hasan di sela persiapan pertunjukan "Syair Dalam Jiwa" yang dipentaskan Sabtu, 12 November 2022.
Marzuki Hasan, putra tokoh Aceh, Hasan Pekan, telah mengajarkan tari Aceh sejak 1964 ketika merantau kuliah di Yogyakarta.
Tahun 1970, kemudian ia pindah ke Jakarta dan mulai mengembangkan tari Aceh di ibukota.
• Pesan Dakwah Dibalik Tarian Seudati
Sejak itu ia diajak gabung ke LPKJ dan terus berlanjut sampai sekarang.
Marzuki Hasan juga penari Istana Negara sampai sekarang.
Ia acap diundang menari di Istana saat menyambut tamu negara.
"Saya sebetulnya sudah menolak untuk menari, kan sudah tua, tapi mereka tetap minta harus saya, maka ya tetap saya ikuti," kata Marzuki Hasan.