Berita Aceh
Warga Aceh Tenggara Dikejutkan Ribuan Ikan Mas Mati Mendadak, DKP Aceh Turunkan Tim
Terkait peristiwa itu, dinas terkait di Aceh Tenggara telah melaporkan ke dinas terkait di Pemerintah Aceh
Hasil pengamatan secara visual, tutup insang ikan sebagian sudah terluka, warna ingsang mulai putih memudar, badan ikan telah memar kemerahan dan sebagian sirip ekor sudah luka memerah.
Kondisi ini mengindikasikan ikan mas dalam kolam telah terserang Virus Koi Herves (KHV) dan inpeksi sekunder oleh bakteri Aeromonas sp.
KHV, jelas Aliman, merupakan virus yang dapat menyebabkan kematian massal dengan gejala klinis, kerusakan insang yang diawali dengan memucatnya warna insang pada lembaran-lembaran insang.
Pendarahan pada bagian tutup insang, geripis pada bagian sirip.
Kondisi itu terjadi, kata Aliman, akibat perubahan kondisi lingkungan di dalam kolam air, dapat menyebabkan prevalensi serangan virus KHV.
Baca juga: Bener Meriah Kembali Serahkan Bantuan Kemanusian untuk Korban Banjir Aceh Tenggara dan Tamiang
Ikan mas lebih mudah terserang penyakit pada kondisi lingkungan yang tidak stabil dan imun atau kekebalan tubuhnya menurun.
Bakteri Aeromonas sp, merupakan jenis bakteri pathogen, menyerang secara sistematik dan dapat menyebabkan kematian massal pada ikan dalam kolam, karena perubahan kondisi lingkungan, fluktuasi suhu dan stress.
Gejala klinisnya, ditandai luka dalam tubuh.
Dari hasil pengamtan bibit ikan yang ada di lokasi kejadian, ungkap Aliman, bibit ikannya telah terindikasi terpapar virus KHV, menggunakan bibit dari sumber yang sama yaitu dari Desa Lawe Sagu.
Unit pembibitan ikan, belum menggunakan penerapan cara pembenihan ikan yang baik (CPIB) dan belum bersertifikat.
Selain memproduksi ikan mas, unit pembibitan juga menampung bibit ikan nila yang berasal dari luar daerah.
"Kemungkinan besar sumber virus KHV nya, bisa berasal dari ikan nila. Ikan nila bisa menjadi media pembawa virus," katanya.
Baca juga: Pengadilan Tinggi Banda Aceh Perberat Hukuman Terdakwa Korupsi Dana Pendidikan UGL di Aceh Tenggara
Kualitas bibit yang baik, sangat mempengaruhi keberhasilan budi daya, diantaranya bibit harus bebas dari hama dan penyakit, berukuran seragam dan strain F1.
Sistem pembungan air dilakukan secara langsung ke saluran pembuang, tanpa adanya proses pengolahan dan sedimentasi limbah cairan kolam budi daya.
Saluran inlet dan out let terkoneksi dengan satu saluran utama dan digunakan secara bersama-sama oleh kelompok budi daya.