Berita Nasional

Tiga Perempuan Gayo Lakukan Upaya Tepung Tawar kepada Seniman di Taman Ismail Marzuki

Tiga perempuan Gayo, melakukan upacara tepung tawar kepada seniman Indonesia,di Teater Ketjil Taman Ismail Marzuki  (TIM) Jakarta, Minggu (27/11/2022)

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
For Tribungayo.com
Para seniman Indonesia saat ditepungtawari di Teater Ketjil Taman Ismail Marzuki Jakarta, Minggu (27/11/2022). 

Laporan Fikar W Eda I Jakarta

TRIBUNGAYO COM, JAKARTA - Tiga perempuan Gayo, melakukan upacara tepung tawar kepada seniman Indonesia, Joserizal Manua, Octavianus Masheka, Ical Vrigar, Rifqi Petra, Herman Syahara, dan Nana Sastrawan di Teater Ketjil Taman Ismail Marzuki  (TIM) Jakarta, Minggu (27/11/2022) malam.

Upacaran tepung tawar itu dilakukan sebagai bagian dari rangkaian pertunjukan "Doa Sengkewe"  diselenggarakan dalam rangka menyosong pucak acara Desember Kopi Gayo 2022 di Aceh Tengah dan Bener Meriah pada 15-18 Desember 2022.

Kegiatan ini hasil kerjasama Yayasan Hari Puisi Indonesia, Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia, Sanggar Matahari dan Desember Kopi Gayo.

Upacara tepung tawar dilakukan oleh Ikatan Musara Gayo (IMG) Jabodetabek, perkumpulan masyarakat Gayo Jabodetabek,  sebagai bentuk penghormatan bagi tamu yang diundang. 

"Tepung Tawar adalah bentuk penghormatan dan pemuliaan kepada tamu.

Baca juga: Seniman Kelahiran Takengon Ciptakan Alat Musik Kuali Kopi, Dimainkan pada Desember Kopi Gayo 2022

Tradisi ini masih tetap dipertahankan sampai sekarang di Tanah Gayo," kata Sekretaris Umum Musara Gayo, Jukri. 

Tiga perempuan paroh baya yang melakukan adat tepung tawar tersebut mengenakan pakaian kerawang Gayo.

Sementara para penyair yang ditepungtawari didudukkan pada ampang atau tikar dengan khiasan khusus.

Mereka juga diselimutkan kain adat Gayo "Opoh Ulen-Ulen."

Upacara tepung tawar dipimpin Inen Ayu bersama dua orang lainnya.

Baca juga: Seniman Gayo, Muazin Mudere Diundang ke Bali, Mainkan Alat Musik “Rebeb”

Bahan tepung tawar terdiri dari waih (air), oros (beras), ongkal (sejenis tumbuhan yang biasa ditanam di kuburan), batang teguh (sejenis rumoutan), bebesi, dedingin (juga jenis tumbuhan).

Keseluruhan bahan diikat dalam satu ikatan dan ditempatkan pada wadah berisi air, yang selanjutnya dioercikkan ke telapak tangan, bahu, dan kepala secara bergantian.

Selanjutnya ditaburkan beras juga kepada telapak tangan dan bahu.

Seluruh upacara itu dilakukan sambil dibacakan doa untuk keselamatan.

Inen Ayu menjelaskan tepungbtawar tersebut memiliki makna sangat dalam, yakni memberi kesejukan dan ketenteraman.

Kalau dalam rumah tangga, agar berjalan damai dan bahagia.

Kalau untuk hajatan, agar semuanya berlangsung lancar dan baik. 

Baca juga: Perkuat Seni dan Budaya, Seniman Aceh dan Jawa Barat Berkolaborasi di Bandung

Upacara tepung tawar didahului dengan happening art dari luar gedung sambil membunyikan alat musik canang sepenjang langkah, dan membuat beberapa gerakan tari Gayo.

Iring-iringan itu kemudian menuju ruangan.

Selanjutnya tiga orang "maloi" tamu-tamu yang akan ditepung tawari dengan iringan gerak dan musik cabang.

Seluruh jalannya upacara berjalan khidmat dan ditutup dengan upacara minum kopi bersama sambil membacakan doa sengkewe atau doa kopi dalam tradisi Gayo.(*)

 

Update berita lainnya di TribunGayo.com dan GoogleNews

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved