Berita Nasional
Penyair Octavianus Masheka Bacakan "Sebuku Kebun Kopi" dalam Desember Kopi Gayo di TIM Jakarta
Penyair dan deklamator pendiri Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Octavianus Masheka, tampil membacakan puisu "Sebuku Kebun Kopi"
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
Laporan Fikar W I Eda I Jakarta
TRIBUNGAYO COM, JAKARTA --- Penyair dan deklamator pendiri Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Octavianus Masheka,
tampil membacakan puisu "Sebuku Kebun Kopi" karya penyair Gayo, Wiratmadinata dalam pentas seni kopi Desember Kopi Gayo 2022, di Taetar Ketjil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Minggu (27/11/2022) malam.
Octa tampil dalam iringan tepuk didong oleh Sanggar Pegayon.
Puisi tersebut sangat menyayat, berisi refleksi duka petani kopi Gayo yang terhimpit letusan senjata saat Aceh berkonflik.
Octa salah seorang pembaca puisi yang sangat baik.
Baca juga: Lima Penyair dan Deklamator Indonesia Baca Puisi Kopi Gayo di Taman Ismail Marzuki
Ia pernah mengikuti dan memengangi sejumlah lomba baca puisi di Jakarta dan nasional.
Lahir di Padang Sidempuan Tapanuli Selatan, 27 Maret 1965.
Bukunya "Dendang Rindu" terbit 1985 merupakan kumpulan puisi pertama yang diterbitkan oleh Taman Budaya Padang dan Badan Koordinasi Nasional Padang.
Saat ini Octa menjalani profesi sebagai sutradara film televisi dan mengorganisir beberapa kegiatan kesenian.
Ia mendirikan TISI, menerbitkan sejumlah buku kumpulan puisi dan menyelenggarakan 100 tahun Chairil Anwar.
Okta menjadi salah seorang penyair dan deklamator yang tampil dalam parade baca puisi kopi Gayo Desember Gayo, diselenggarakan kerjasama Yayasan Hari Puisi Indonesia dengan Sanggar Matahari dan panitia Desember Kopi Gayo.
Baca juga: Forum Beru Gayo Terbitkan Antologi Puisi "Sengkewe" dalam Rangka Desember Kopi Gayo
Para pembaca puisi lainnya adalah Joserizal Manua, Herman Syahara, Ical Vrigar, Rifqi Petra.
Octa mendapat hadiah satu bungkus kopi sebagai bentuk apresiasi atau honorarium atas pembacaan puisinya.
Sebelumnya Octa juga mengikuti upacara tepung tawar sebagai penghormatan kepada tamu-tamu secara adat Gayo.