Berita Nasional

Yudo Margono Anak Petani, Diajukan Presiden sebagai Calon Tunggal Panglima TNI

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dalam dua pekan terakhir ini menjadi sorotan publik.

Editor: Jafaruddin
KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (22/9/2022) siang. 

TRIBUNGAYO.COMKepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dalam dua pekan terakhir ini menjadi sorotan publik.

Nama Yudo Margono semakin santer dibicarakan terutama di kalangan militer, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mengajukan sebagai calon tunggal panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa.

Karena Jenderal Andika Perkasa akan memasuki masa pensiun.

Surat presiden (surpres) itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Puan Maharani di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (28/11/2022).

Yudo Margono adalah petani yang lahir pada 26 November 1965 di Madiun, Jawa Timur.

Baca juga: Jelang Milad GAM, Polisi dan TNI di Aceh Tengah Tingkatkan Patroli Gabungan

Yudo termasuk pria tangguh sejak usia muda.

Ia memiliki segudang pengalaman yang menarik dan menjadi inspirasi bagi generasi milenial.

Karena itu dalam dunia militer kariernya cepat menanjak.

Ketika mendaftar  di Akademi Angkatan Laut (AAL), Yudo harus menempuh perjalanan yang lumayan jauh dari Madium ke Surabaya menggunakan bus.

Bahkan untuk mewujudkan cita-citanya, Yudo rela menumpang tidur di masjid yang ada di Surabaya setelah mengikusi seleksi AAL.

Baca juga: Prajurit TNI dan Warga Perbaiki Jalan Desa Rusak di Bener Meriah

"Rumah di Madiun, daftarnya di Surabaya," cerita Yudo.

"Akhirnya saya ngeluarin duit buat naik bus pulang pergi untuk makan."

"Terus saya waktu itu tidur di masjid karena kan memang enggak ada saudara. Mungkin ya seperti itu," jelasnya.

Yudo Margono mengawali kariernya di angkatan Laut sebagai Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332 (1988).

Kemudian Yudo juga menjadi Kepala Departemen Operasi (Kadep Ops) di KRI Ki Hajar Dewantara 364 dan Palaksa KRI Fatahillah 361.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved