Piala Dunia 2022
Bekas Jajahan Prancis, Maroko Bangkitkan Rasa Nasionalis Hadapi Partai Semifinal Piala Dunia 2022
Dimana diketahui sebelumya negara Maroko yang ibu kotanya berpusat di Rabat punya cerita menarik sebelum kemerdekaannya.
Penulis: Cut Eva Magfirah | Editor: Budi Fatria
TRIBUNGAYO.COM -- Negara Maroko banyak dibahas warganet setelah keberhasilannya memasuki babak semifinal Piala Dunia 2022 di Qatar.
Sebagai negara yang mayoritas muslim, timnas Maroko mendapat banyak dukungan dari masyarakat muslim dunia salah satunya Indonesia.
Tak Ayal, keberhasilan wilayah Al-magribi tersebut membuat para pendukungnya menanti-nantikan kelanjutan pertandingan timnas Maroko masuk babak final.
Dimana, timnas Maroko akan berlaga dengan timnas Prancis untuk melaju ke babak terakhir pada Piala Dunia 2022.
Pertarungan hidup mati memperebutkan tiket final, timnas Maroko Vs Prancis pada, Kamis (14/12/2022) diri hari, sangat ditunggu-tunggu.
Yang mengejutkan, tidak ada yang memprediksi Maroko bisa lolos ke babak semifinal.
Mari kita tunggu kejutan berikutnya, mampukah Maroko melaju ke final? mari kita tunggu bersama.
Baca juga: Momen Haru Sang Pelatih Walid Regragui, Lakukan Ini Atas Kemenangan Maroko vs Portugal
Dibalik pertarungan babak semifinal antara Prancis Vs Maroko.
Ternyata, negara Maroko memiliki fakta menarik.
Dimana, sebelumya negara Maroko yang ibu kotanya berpusat di Rabat punya cerita menarik sebelum kemerdekaannya.
Sebelum kemerdekaan, Maroko pada 1956, Rabat adalah ibu kota protektorat Prancis sejak dijajah pada 1912.
Rabat menjadi ibu kota protektorat yang wilayahnya dikontrol oleh negara lain yang lebih kuat seperti Prancis.
Hal tersebut terjadi sebelum Maroko mendapatkan kemerdekaannya pada 1956.
Peristiwa tersebut terjadi Pada tahun 1415 M, Maroko menghadapi berbagai serangan dari Bangsa Eropa dan berhasil dikuasai.
Baca juga: Doa Ibu Singkirkan Kekuatan Cristiano Ronaldo dari Portugal, Maroko Melaju ke Semifinal Piala Dunia
Kemudian, pada abad ke-19 dan abad ke-20, Prancis, Spanyol, dan Jerman bersaing untuk menguasai Maroko.