Berita Aceh Tenggara

Jembatan Rangka Baja Rp 42,1 M di Pedalaman Aceh Tenggara Rampung Dikerjakan

Jembatan rangka baja "Silayakh" yang menghubungkan Kecamatan Bambel dengan Kecamatan Lawe Alas, Tanoh Alas dan Babul Rahmah, di Kabupaten  Aceh Tengga

|
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Jafaruddin
For Tribungayo.com
Jembatan rangka baja "Silayakh" yang menghubungkan Kecamatan Bambel dengan Kecamatan Lawe Alas, Tanoh Alas dan Babul Rahmah, di Kabupaten  Aceh Tenggara kini telah rampung dikerjakan yang menghabiskan anggaran Rp 42, 1 Miliar. 

Laporan Asnawi I Aceh Tenggara

TRIBUNGAYO.COM, KUTACANE  - Jembatan rangka baja "Silayakh" yang menghubungkan Kecamatan Bambel dengan Kecamatan Lawe Alas, Tanoh Alas dan Babul Rahmah, di Kabupaten  Aceh Tenggara kini telah rampung dikerjakan.

Pembangunan jembatan ini menghabiskan anggaran Rp 42,1 Miliar.

Kehadiran jembatan ini menjadi warna baru bagi masyarakat di daerah pedalaman tersebut yang selama ini menempuh jarak yang panjang dan waktu yang lama menuju pedalaman Kecamatan Lawe Alas.

"Kami masyarakat pedalaman Kecamatan Lawe Alas dan sekitarnya sangat bersyukur dengan telah rampungnya jembatan "Si Layakh" ini,” kata Junedi warga Kecamatan Lawe Alas, Minggu (22/1/2023).

Karena dengan selesainya jembatan ini sangat membantu warga dalam menjalankan roda perekonomian ke depan.

Jembatan Silayakh ini, kata Junedi, merupakan impian sejak lama masyarakat dari Kecamatan Lawe Alas, Babul Rahmah, Tanoh Alas yang berada di seberang Sungai Alas, Aceh Tenggara.

Dan kini, jembatan itu tampak sangat gagah berdiri membentang di atas aliran Sungai Alas.

Baca juga: Sambangi Kementerian PUPR, Pj Bupati T Mirzuan Sampaikan Terkait Jembatan Uning dan PDAM

Rampungnya Jembatan tersebut dinilai sangat bermanfaat bagi warga, terutama untuk memangkas jarak  dan waktu tempuh dari Kecamatan, Lawe Alas, Tanoh Alas dan Babul Rahmah menuju Kecamatan Bambel dan seterusnya ke jantung Kota Kutacane.

"Kehadiran jembatan bersejarah ini semoga bisa memacu peningkatan perekonomian dan pendapatan masyakarat Bambel, dan kami khususnya masyarakat Lawe Alas, Tanoh Alas dan Babul Rahmah yang sebagian besar berprofesi sebagai petani di seberang sini," tutur masyarakat lainya.

Kepala Dinas PUPR Aceh Tenggara, Sadli ST, mengatakan, Jembatan "Si Layakh"  pertama kali dimulai pembangunannya oleh mantan Bupati dan Wabup Hasanuddin.B, Ali Basrah di periode 2012-2017.

Setelah itu terus berlanjut di masa kepemimpinan mantan Bupati Raidin Pinim dan Bukhari pada periode 2017-2022.

Hingga akhirnya, rampung pengerjaannya di masa Pj Bupati Drs Syakir MSi.

Keseriusan para pimpinan ini telah bisa dinikmati yang membuat jembatan tersebut bisa selesai akhir tahun 2022 lalu.

"Sejak rampung dikerjakan, tak kurang puluhan warga setiap harinya menikmati suasana sore  menjelang senja di sekitar areal Jembatan "Si Layakh".

Mereka tampak senang dan mencoba melintas di jembatan itu dengan jalan kaki dan berkendaraan," katanya.

Baca juga: Datangi Kementerian PUPR, Pj Bupati Aceh Tengah Aman Yazka Sampaikan Terkait Jembatan Uning dan PDAM

Sebelumnya juga, Anggota DPRA Ali Basrah dan Yahdi Hasan juga sudah berkunjung di Jembatan itu, mereka juga mengapresiasi pembangunan jembatan itu.

Selain dinilai mempermudah masyarakat melintas juga dengan adanya jembatan itu juga dinilai mampu mendongkrak perekonomian warga pedalaman Kecamatan Lawe Alas dan sekitarnya

Menurut Sadli Desky ST, pembangunan jembatan rangka baja yang menghubungkan Kute Pedesi Kecamatan Bambel dengan Kute Darul Amin Kecamatan Lawe Alas, dimulai sejak tahun 2014 silam sampai 2022.

Total dana yang dikucurkan untuk membangun Jembatan itu sebesar Rp 42.178.689.120

Lanjut Sadli menjelaskan, dana pembangunan jembatan "Si Layakh" tersebut, bersumber dari tiga arah mata anggaran, yakni, APBN, APBA dan APBK Aceh Tenggara dengan rincian ditahun 2014 sebesar Rp.1,9 miliar.

Pada 2015 Rp. 3,5 miliar, 2016 Rp.3 miliar, 2018 Rp.5,4 miliar.

Namun, karena recofusing dana pembangunan di tahun 2018 turun menjadi Rp. 2,9 miliar.

Baca juga: Tak Ada Jembatan Penghubung Setiap Hari Pelajar Arungi Sungai ke Sekolah 

Kemudian,  di Tahun 2019 sebesar Rp.17 miliar, Tahun 2020 tercatat sebesar Rp. 9,5 miliar, Tahun 2021 sebesar Rp,1,3 miliar dan di Tahun 2022 sebesar Rp.10 miliar.

Jadi totalnya Rp.42.178.689.120

Sadli yang didampingi Kabid Jalan d

Baca juga: Pj Bupati Aceh Tenggara Tinjau Progres Pembuatan Opprit Jembatan Mbarung, Aceh Tenggara

n Jembatan, M Yusuf ST dan PPK Jembatan Mustafa ST dan Kabid Pengujian dan Peralatan Muhammad Rifai, juga menyebutkan, jika pembangunan jembatan yang menghubungkan Kecamatan Bambel dengan kecamatan lainya itu sudah sesuai dengan spesifikasi dan perencanaan.

Berdasarkan hasil uji laboratorium, terang Muhammad Rifai, kekuatan lantai jembatan, tekanan beton yang rata-rata telah diuji yakni 350 K.

Sebelumnya juga, pelaksanaan di lapangan, juga dilakukan Desain Mix Formula (komposisi campuran) tahapan bahan-bahan material yang akan digunakan untuk pembangunan jembatan itu.

Terkait jembatan tersebut, PPK Jembatan, Mustafa ST MT menjelaskan, secara umum terdapat bangunan bangunan atas seperti rangka, beton komposisi lantai serta bangunan bawah seperti pilar.

Abutmen dan pondasi, jadi beban hidup dan beban mati jembatan harus disalurkan dari bangunan atas ke bangunan bawah tanpa terjadi kerusakan.

Kemudian katanya, beban dari bangunan atas ke bangunan bawah disalurkan melalui bantalan elastomer yang memiliki tingkat elastis tertentu untuk meredam getaran ketika jembatan diberikan beban hidup atau ketika kendaraan melintas.

"Jadi jika ada getaran itu adalah hal yang lumrah karena dilewati beban hidup, makin panjang bentang jembatan, biasanya getarannya biasanya makin kentara.

 Jadi jika dibandingkan getaran jembatan dengan bentang 30 meter dengan jembatan bentang 60 meter itu beda," sebut Mustafa

Baca juga: Jembatan di Aceh Tenggara Ambruk Diterjang Banjir Bandang, Warga Jalan Kaki Lintasi Jalur Alternatif

Selain itu, Mustafa kembali memaparkan, Handrail atau pegangan jembatan berguna untuk melindungi pelintas atau pengguna jalan agar tidak tercebur ke sungai dan berfungsi sebagai bagian keselamatan jembatan.

Untuk menghindari aksi pencurian, maka Handrail jembatan rangka baja "Si Layakh" di las oleh rekanan.

Diakhir keterangannya, Sadli, Mustafa dan Muhammad Rifai mengatakan, kerangka  jembatan merupakan hal yang biasa dan tak mengurangi kualitas jembatan, karena karat tersebut muncul akibat panjang dan jauhnya jarak perjalanan dari pabrik menuju lokasi proyek.

Sebab suoit menghindari adanya goresan dan gesekan antar sesama komponen selama dalam perjalanan.

 Namun, karat yang muncul itu juga, telah diatasi dengan pemberian lapisan pelindung kembali (Digalvanis Ulang).(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved