Berita Aceh

Bukti Peninggalan Kerajaan Aceh, Mulai Uang Emas hingga Masjid Raya Baiturrahman

Sumber sejarah Kerajaan Aceh dapat diketahui dari beberapa peninggalannya yang masih ada hingga sekarang di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Serambinews.com
Masjid Raya Baiturrahman merupakan peninggalan Kerajaan Aceh yang paling terkenal. 

TRIBUNGAYO.COM - Ada sejumlah peninggalan Kerajaan Aceh yang menjadi catatan sejarah hingga saat ini.

Kerajaan Aceh ini merupakan Kerajaan Islam di Sumatera yang berdiri pada abad ke-15 dan runtuh pada abad ke-20.

Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah ini terletak di Kutaraja atau Banda Aceh sekarang.

Karena letaknya yang strategis, yaitu di dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional, kerajaan ini mampu berkembang dengan cepat.

Baca juga: 5 Bukti Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Mulai Dirham hingga Lonceng Cakra Donya di Museum Aceh

Puncak kejayaan Kerajaan Aceh kemudian dapat diraih pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yang berkuasa antara 1607-1636 Masehi.

Setelah berkuasa selama kurang lebih lima abad, Kerajaan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial Belanda.

Sumber sejarah Kerajaan Aceh dapat diketahui dari beberapa peninggalannya yang masih ada hingga sekarang di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Berikut bukti peninggalan Kerajaan Aceh:

Baca juga: Apresiasi Kejari Aceh Utara, FPS Dukung Pengusutan Kasus Pembangunan Monumen Islam Samudera Pasai

1. Uang Emas

Kerajaan Aceh pada masanya, Kerajaan Aceh telah menggunakan dirham emas sebagai alat pembayaran.

Dirham emas sejumlah 300 keping dari masa Kesultanan Aceh Darussalam pernah ditemukan di Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh.

2. Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman merupakan peninggalan Kerajaan Aceh yang paling terkenal.

Beberapa tulisan tentang sejarah pembangunannya menyebut bahwa Masjid Raya Baiturrahman dibangun semasa Kerajaan Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).

Pada masa penjajahan, masjid peninggalan Kerajaan Aceh ini juga digunakan sebagai markas pertahanan terhadap serangan musuh.

Fungsi tersebut sangat terasa semasa Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Alaidin Mahmud Syah (1870-1874 M).

Di masjid ini sering pula diadakan musyawarah besar untuk membicarakan strategi penyerangan dan kemungkinan serangan Belanda terhadap Kerajaan Aceh Darussalam.

Karena posisinya yang sangat strategis, Masjid Raya Baiturrahman bahkan sempat dua kali dibakar Belanda.

3. Makam Sultan Iskandar Muda

Makam Sultan Iskandar Muda terletak di Kompleks Baperis Museum Aceh, di samping pendopo Gubernur Aceh.

Sultan Iskandar Muda adalah raja besar yang berhasil membawa Kerajaan Aceh menuju masa kejayaan.

Ia dikenal sangat piawai dalam membangun Kesultanan Aceh menjadi kerajaan yang kuat, besar, dan disegani oleh kerajaan-kerajaan lainnya.

Sultan Iskandar Muda wafat di Aceh pada 27 Desember 1636 di usia 43 tahun.

4. Taman Sari Gunongan

Gunongan merupakan salah satu situs bersejarah dari zaman Kerajaan Aceh yang dulunya digunakan sebagai tempat bercengkerama keluarga kerajaan.

Taman Sari Gunongan dibangun oleh Sultan Iskandar Muda untuk memenuhi permintaan permaisuri dari Pahang, Malaysia.

5. Meriam Kesultanan Aceh

Terdapat tiga meriam yang ditemukan di Desa Arongan, Kabupaten Aceh Barat.

Meriam-meriam tersebut diduga dibuat pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

Meriam buatan Aceh ini digunakan untuk mempertahankan wilayah mereka dari serangan para penjajah.

6. Benteng Indra Patra

Benteng Indra Patra dibangun pada masa Kerajaan Lamuri, pendahulu Kesultanan Aceh.

Fungsi benteng ini adalah sebagai tempat pertahanan melawan penjajahan bangsa Portugis. (*)

Sumber: Intisari

Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved