Puasa Ramadhan 2023

Ini Dalil, Keutamaan, Niat dan Waktu yang Tepat Untuk Puasa Ramadhan

Dalam artikel kali ini, Tribungayo.com akan mengulas mengenai dali, keutamaam, niat dan waktu yang tepat untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

|
Penulis: Kiki Adelia | Editor: Jafaruddin
Tribunnews.com
Puasa Ayyamul Bidh, bolehkah digabung dengan puasa Senin Kamis. Berikut penjelasan dan niat puasanya. 

Salah satu keutamaan yang diperoleh bagi orang yang melaksanakan puasa Ramadhan adalah derajatnya di sisi Allah swt. akan diangkat. Terkait ini, Syekh ‘Izzuddin (w. 1181 M) mengutip salah satu hadits Nabi yang berbunyi,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ

Artinya: “Ketika Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu” (HR Imam Muslim).

Menurut Syekh ‘Izuddin, maksud dibukanya pintu surga adalah pada bulan Ramadhan ada banyak amal ibadah yang menyebabkan dibukanya pintu surga.

Sementara maksud dikuncinya pintu neraka adalah karena pada bulan tersebut sedikit perbuatan maksiat yang menyebabkan dikuncinya pintu neraka.

Baca juga: Muhammadiyah Sudah Resmi Tetapkan 1 Ramadhan dan Syawal, Apakah Berpotensi Beda dengan Pemerintah?

Sedangkan maksud setan dibelenggu karena saat kondisi berpuasa, setan tidak menggoda manusia untuk bermaksiat (‘Izzuddin, Maqâshidush Shaum, h. 12).

2. Sebagai kontrol syahwat

Keutamaan lain dari berpuasa adalah mampu mengontrol syahwat. Ketika syahwat berhasil dikontrol, akan terhindar dari godaan setan karena syahwat merupakan pintu masuk utamanya.

Jika setan tidak menggoda, akan terhindar hari perbuatan maksiat. Rasulullah bersabda:

Yang artinya: “Wahai para pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya menikah lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih mudah menjaga kemaluan.

Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah, sesungguhnya puasa itu adalah penekan syahwatnya” (HR Imam Ahmad dan Imam al-Bukhari).

Menurut Imam al-Ghazali (w. 1111 M), sumber utama perbuatan maksiat adalah hawa nafsu.

Sementara ‘bahan bakar’ nafsu itu sendiri adalah makanan. Saat seseorang berpuasa, secara otomatis konsumsi makanan dalam tubuh berkurang.

Baca juga: Kapan Shalat Tarawih Mulai Dilaksanakan? Berikut Perkiraan Awal 1 Ramadhan 1444 H

Dengan begitu, ia mampu menundukkan hawa nafsu dan mencegah diri dari perbuatan maksiat. (Al-Ghazali, Ihyâ ‘Ulûmiddîn, juz 3, h. 35).

3. Dilipatgandakan pahala

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved