Berita Aceh Tengah

Asisten II Sebut Cabai Aceh Tengah Bantu Pengendalian Inflasi di Daerah Lain

Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah sejauh ini telah melakukan berbagai langkah-langkah antisipatif dalam pengendalian inflasi.

Penulis: Romadani | Editor: Mawaddatul Husna
For TribunGayo.com
Asisten Ekonomi Pembangunan Setdakab Aceh Tengah, Harun Manzola mengikuti rapat koordinasi dalam rangka pengendalian inflasi bersama Mendagri via Zoom Meeting di Aceh Tengah Command Centre (ATCC), Senin (20/2/2023). 

Menyikapi hal itu, untuk menjaga ketersediaan dan penyeimbang harga komoditi beras.

Harun menyebutkan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menggandeng Bulog dalam hal penyedia sembako pada pasar murah serta operasi pasar.

Baca juga: Pj Bupati Aceh Tengah Pukul Gong Resmikan Kopi Gayo Didong Runcang di Taman Inen Mayak Teri

“Seperti operasi pasar yang baru kita lakukan pada tanggal 11 Januari sampai 9 Februari 2023 lalu.

Kita bersama Bulog Aceh Tengah menyediakan beras premium di 31 toko dalam Kabupaten Aceh Tengah.

Dimana masyarakat dapat menebusnya dengan harga tertinggi sebesar Rp 149.000 per karung ukuran 15 kg,” sebutnya.

Terkait harga cabe merah, kata Harun, turut memberi andil atas tingginya indek perubahan harga di Kabupaten Aceh Tengah.

Baca juga: Serambi Group Kembali Silaturahmi dengan Pj Bupati Aceh Tengah Teuku Mirzuan Aman Yazka 

Asisten II itu memberikan keterangan lebih lanjut atas belum stabilnya harga beli cabe merah di Kabupaten dingin tersebut. 

Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu sentral penghasil cabe di Provinsi Aceh, tidak serta merta menyebabkan harga jual cabe di daerah tersebut berada dalam kisaran harga normal.

Menurutnya, kondisi ini tidak terlepas dari masih tingginya permintaan cabe secara regional.

Dia melihat sebagaian besar budidaya tanaman cabe yang dilakukan petani terutama didaerah sentra produksi.

Seperti di Kecamatan Ketol, lebih memprioritaskan hasil panennya untuk memenuhi permintaan dari luar daerah, yang harganya sejauh ini sangat menjanjikan.

“Saat ini tidak kurang 80 ton cabe merah segar dihasilkan dari daerah Kecamatan Ketol setiap harinya.

Komoditi ini bukan cuma dipasarkan ditingkat lokal, tetapi juga merambah pasar luar daerah seperti Medan, Pekanbaru, Batam, Jambi dan Palembang, bahkan hingga keluar Pulau Sumatera,” sebutnya.

Harun menambahkan ketertarikan para petani cabe dari daerah sentra produksi untuk memproritaskan hasil panennya dipasok ke luar daerah juga berhubungan dengan semakin membaiknya rantai agribisnis dan tata niaga komoditi ini. 

Selain itu, nilai harga jual dan ikatan jaminan pemasaran oleh penampung barang, memberi motivasi tersendiri bagi petani menjual hasilnya keluar daerah.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved