10 Tahun Gempa Gayo
Kisah Desa Serempah di Aceh Tengah, Saksi Dahsyatnya Gempa Ketol pada 2013
Pada tahun 2013, desa ini pernah diguncang oleh gempa dahsyat yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan merusak sebagian besar infrastruktur desa.
Penulis: Romadani | Editor: Mawaddatul Husna
Kisah Desa Serempah di Aceh Tengah, Saksi Dahsyatnya Gempa Ketol pada 2013
Laporan Romadani | Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Masih jelas diingatan masyarakat Aceh Tengah, peristiwa pilu gempa dahsyat yang terjadi pada 2013 di kabupaten tersebut.
Setelah 10 tahun berlalu, Jurnalis TribunGayo.com memutuskan untuk melakukan perjalanan menuju Desa Serempah untuk mengenang tragedi itu.
Dengan hati yang penuh harap, saya ingin melihat bagaimana desa ini bangkit kembali dari puing-puing kehancuran dan memperkuat semangat penduduknya.
Baca juga: Mengenang Dahsyatnya Gempa Ketol Aceh Tengah 10 Tahun Silam
Namanya Desa Serempah, sebuah tempat terpencil di pegunungan yang seolah tersembunyi dari keramaian kota.
Desa ini memiliki keindahan alam yang menakjubkan, tetapi juga menyimpan cerita tragis yang tak terlupakan.
Pada tahun 2013, desa ini pernah diguncang oleh gempa dahsyat yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan merusak sebagian besar infrastruktur desa.
Puluhan rumah hancur dan seluruh masyarakat desa kehilangan tempat tinggal mereka dalam seketika.
Perjalanan menuju desa ini tidaklah mudah. Kurang lebih selama satu jam dan jarak 30 kilometer melawati jalan berkelok-kelok di antara pegunungan yang terjal dan hutan lebat memberikan tantangan tersendiri.

Namun, pemandangan yang mengagumkan mengiringi setiap langkah dari tim TribunGayo.com lewati.
Sungai yang mengalir deras, pepohonan yang menjulang tinggi, dan udara segar yang memenuhi paru-paru membuat perjalanan ini semakin berarti.
Sebelum tiba di Desa Serampah, kami berhenti di sebuah sungai yang indah.
Kami melihat aktivitas warga membuat objek wista baru di pinggir sungai dengan mendirikan tenda sebagai pondok-pondok wisatawan berteduh.
Desa Bah, desa ini bertetangga dengan Serempah merupakan salah satu kenangan bersejarah dalam musibah gempa 2013 lalu.
Baca juga: Pj Bupati Aceh Tenggara Serahkan Bantuan Rp 110 Juta Untuk Gempa Turki
"Kami lihat ramai dikunjungi pada liburan Idul Fitri dulu, jadi kami ingin mengembangkannya untuk menjadi wisata yang lebih baik," kata salah satu warga Bah pada Rabu (28/6/2023).
Perjalanan kembali dilanjutkan kurang lebih menempuh jarak 4 kilometer menuju Desa Serempah, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
Sesampainya di Desa Serempah, kami disambut oleh penduduk yang ramah dan hangat.
Pertama kali kami menuju rumah Sekretaris Desa Serempah dan melihatnya sedang berteduh di tengah panasnya terik matahari siang itu.
Baca juga: Pasca Gempa di Yogyakarta, Ada 44 Gempa Bumi Susulan Terjadi hingga Hari Ini
Sekretaris Desa Serempah, Selamat mengakui bahwa penduduk sekarang bertambah dari jumlah sebelum gempa terjadi dan ekonomi masyarakat pun semakin membaik.
"Ini tempat sudah direlokasi, kalau dulu tinggal di dekat sungai nanti saya tujukan tempatnya," terang Selamat.
Selamat menceritakan bagaimana mereka kehilangan rumah, anggota keluarga, dan teman-teman tercinta dalam gempa itu.
Namun, dibalik kesedihan dan kehilangan yang mendalam, semangat mereka untuk bangkit dan membangun kembali desa mereka terpancar dengan kuat.

Dari musibah itu, ternyata ada 11 orang meninggal dunia di Desa Serempah dan 5 selamat diantaranya tidak ditemukan hingga saat ini.
Bertemu dengan beberapa warga desa, kami melihat usaha mereka yang luar biasa dalam merekonstruksi rumah-rumah mereka yang hancur.
Dengan sumber daya yang terbatas, mereka bekerja keras tanpa lelah untuk menghidupkan kembali desa yang pernah hilang.
Bangunan-bangunan rumah mulai berdiri tegak, dan desa ini telah mengembalikan kehidupan normal penduduknya.
Namun, upaya pemulihan tidak hanya terfokus pada infrastruktur fisik.
Baca juga: Gempa 6,6 SR Guncang Bantul Yogyakarta
Warga Desa Terasa juga merasa penting untuk menghormati dan mengenang korban jiwa gempa yang tak terlupakan.
Selamat membawa kami berjalan menuju lokasi tempat tinggal masyarakat sebelum terjadi gempa, kami juga berhenti beberapa tempat yang masih tersisa puing bangunan dari gempa tersebut.
Salah satunya adalah rumahnya, puing beton bangunan kamar mandi dan dapur masih tersisa meski sudah di keliling oleh semak belukar.
"Ini rumah kita, ukurannya 7x9 meter tebing ini dulu tidak ada, inilah yang dibawa oleh longsoran gempa itu," kata dia.
Baca juga: Getaran Terasa di Empat Wilayah, Gempa 4.7 Guncang Kabupaten Karo Sumatera Utara
Ia menceritakan pada saat gempa terjadi, tidak ada satu orangpun di rumah, dua anaknya berada di Kota Takengon menuntut ilmu.
Sedangkan istri dan satu anak bungsunya berada di sawah yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari rumah tersebut.
"Saat gempa terjadi saya berada di sawah yang di atas, saya melihat asap atau debu yang hitam keluar dari pemukiman rumah saya, tidak lama kemudian datanglah tetangga memberi tahu bahwa rumah saya sudah tidak ada," kata Selamat.
Saat itu juga, Selamat kembali ke rumah dan melihat rumah yang padat penduduk sudah terbelah dua, begitupun rumahnya sudah hilang dibawa longsoran tanah dan menyisakan dapur serta kamar mandi.
Baca juga: Tsunami saat Gempa Mentawai Sumatera Barat Terjadi di 15 Wilayah
"Saya lemas melihat keadaannya, tapi saya berpikir positif ini kuasa Allah, istilahnya kalau harta masih bisa dicari tapi kalau keluarga atau nyawa kemana hendak dicari," kata dia.
Di sisi lain dalam perjalanan ke Desa Serempah tampak secercah harapan di mata anak-anak desa tersebut.
Mereka adalah generasi penerus yang penuh semangat dan keinginan untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Meskipun mereka telah merasakan kehilangan yang mendalam, mereka memiliki tekad yang kuat untuk melampaui masa lalu dan mencapai cita-cita.
Warga Desa Serempah bersama-sama memulai proses pemulihan dengan tekad yang kuat.
Dengan bantuan pemerintah, organisasi kemanusiaan, dan sukarelawan dari berbagai penjuru negeri, desa kecil ini mulai bangkit dari puing-puing.
Rumah-rumah dibangun kembali, infrastruktur diperbaiki, dan sekolah-sekolah dibangun untuk memberikan pendidikan bagi generasi muda yang cerdas.
Namun, luka akibat gempa itu tidak hanya terlihat pada bangunan fisik.
Banyak warga Desa Serempah yang masih mengalami trauma dan kesedihan mendalam atas kehilangan orang-orang tercinta dan kehancuran yang mereka alami.
Namun, mereka terus melangkah maju dengan tekad yang tak tergoyahkan, menolak untuk dikuasai oleh rasa takut dan putus asa.
"Kalau jumlah KK sekarang 107, kalau dulu cuma 70-an, semua korban gempa dulu masih memilih di sini dan akan kami jadikan kenangan yang tidak terlupakan," jelas Selamat. (*)
Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News
Mengenang Gempa Ketol Aceh Tengah, Ternyata Serempah Artinya "Tora Ni Gajah" |
![]() |
---|
10 Tahun Gempa Ketol Aceh Tengah Berlalu, Desa Serempah Rindu Infrastruktur Jalan yang Bagus |
![]() |
---|
Bangkit dari Gempa Ketol Aceh Tengah, Kini Desa Bah Kembangkan Wisata Air Sungai dan Bentangan Sawah |
![]() |
---|
Kisah Salbiah Fitri Selamat dari Gempa Ketol Aceh Tengah, Saksikan Desa Serempah Terbelah Jadi Dua |
![]() |
---|
Mengenang Dahsyatnya Gempa Ketol Aceh Tengah 10 Tahun Silam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.