Gempa Terkini

Banten Diguncang Gempa Berkekuatan 5,7 M Terasa hingga ke Jakarta, Tak Berpotensi Tsunami

Meskipun demikian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa tersebut tak berpotensi terjadinya tsunami.

Tribunnews.com
Ilustrasi- Pada Kamis (17/8/2023) pukul 11.28 WIB, Banten diguncang gempa dengan berkekuatan 5,7 magnitudo. 

Banten Diguncang Gempa Berkekuatan 5,7 M Terasa hingga ke Jakarta, Tak Berpotensi Tsunami

TRIBUNGAYO.COM - Pada Kamis (17/8/2023) pukul 11.28 WIB, Banten diguncang gempa dengan berkekuatan 5,7 magnitudo.

Gempa ini tak hanya dirasakan oleh warga Banten, namun juga dirasakan di Bandung, Cikembar, Bogor hingga Jakarta.

Meskipun demikian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa tersebut tak berpotensi terjadinya tsunami.

BMKG juga melaporkan kedalaman gempa berada pada 96 km.

Baca juga: Purwadi Asal Klaten Kembali Setelah 17 Tahun Menghilang Saat Gempa Tahun 2006, Begini Kisahnya

"Mag:5.7, 17-Agu-23 11:28:48 WIB, Lok:7.62 LS, 105.51 BT (Pusat gempa berada di laut 96 Km Barat Daya Muarabinuangeun), Kedlmn:60 Km Dirasakan (MMI) II-III Bandung, II Cikembar, II Bogor #BMKG," tulis BMKG di akun media sosial X (dulu Twitter).

Arti Skala MMI

MMI merupakan singkatan dari Modified Mercalli Intensity.

Dikutip dari laman resmi BMKG, skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.

Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Baca juga: Mengenang Gempa Ketol Aceh Tengah, Ternyata Serempah Artinya "Tora Ni Gajah"

Skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.

Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan.

Terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

Baca juga: Gempa Magnitudo 5,0 Goyang Mukomuko Bengkulu, Dampak Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved