Berita Nasional
Imam Masykur Pemuda Aceh yang Baru Setahun Merantau ke Jakarta Kini Tewas di Tangan Oknum Paspampres
"Dek kirem peng 50 juta peugah bak mak beuh, abang ka ipoh nyoe (Dek, tolong bilang sama mamak suruh kirim uang 50 juta, abang sudah dipukul),"ucapnya
"Dek kirem peng 50 juta peugah bak mak beuh, abang ka ipoh nyoe (Dek, tolong bilang sama mamak suruh kirim uang 50 juta, abang sudah dipukul)," ucapnya.
TRIBUNGAYO.COM - Imam Masykur (25) pemuda asal Bireuen, Provinsi Aceh tewas di tangan oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Ia tak hanya diculik, namun juga dianiaya hingga dibunuh.
Kalimat terakhirnya diujung telpon dengan sang adik meminta ibunya untuk mengirimkan uang Rp 50 juta, dan ia sedang dipukuli oleh oknum tersebut.
"Dek kirem peng 50 juta peugah bak mak beuh, abang ka ipoh nyoe (Dek, tolong bilang sama mamak suruh kirim uang 50 juta, abang sudah dipukul)," ucapnya.
Baca juga: Pengacara Berdarah Gayo Kecam Keras Penganiayaan Warga Aceh oleh Oknum Paspampres
Berulang kali ia meminta dikirimkan uang Rp 50 juta untuk memenuhi nafsu dari si pelaku.
Bagi orang berlimpah harta, mungkin uang sebesar Rp 50 juta itu hanyalah uang jajanan yang bisa dihabiskan dalam waktu satu hari.
Tapi tidak demikian dengan keluarga Imam Masykur yang mengalami kendala ekonomi.
Niat pemuda ini merantau hingga ke Jakarta untuk mencari rezeki, tapi berujung kematian baginya ditangan oknum Paspampres yang seharusnya melindungi masyarakat lemah.
Kini pihak Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya) telah mengamankan, Praka RM, terduga pelaku penganiayaan terhadap Imam.
Baca juga: Forum Mahasiswa Aceh Dunia Surati Presiden RI Terkait Pembunuhan Warga Aceh di Jakarta
Melansir Serambinews.com, korban merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Masykur (57) dan Fauziah (47).
Imam merantau ke Jakarta sejak tahun lalu. Di sana, pemuda itu berjualan kosmetik.
Di Jakarta, Imam tinggal bersama keluarga sepupu, Said Sulaiman.
Sebelum merantau ke Jakarta, korban juga sempat berjualan di Medan, Sumatra Utara.
Said Sulaiman mengatakan, selama hidup, korban diketahui tak pernah terlibat masalah dengan orang.
"Almarhum tidak ada masalah dengan siapapun, biasa saja," ujar dia.
Baca juga: Nasir Djamil Apresiasi Panglima TNI Tahan Oknum Paspampres yang Aniaya Warga Aceh hingga Meninggal
Ia pun belum mengetahui motif pelaku tega menghabisi nyawa korban.
Hal senada disampaikan ibu korban Fauziah. Ia mempertanyakan mengapa nyawa anaknya dirampas oleh Paspampres.
"Apa salah anak saya Pak Jokowi, sampai dibunuh oleh oknum pengawal Bapak?" katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/8/2023).
Fauziah menceritakan, putranya itu sempat menelepon dan meminta uang Rp 50 juta pada 12 Agustus 2022.
Saat itu, anaknya mengaku, uang tersebut akan diserahkan karena Imam diculik.
"Saya tidak tahu apa masalahnya," terangnya.
Baca juga: Rafly Kande Minta Presiden dan Panglima TNI Pecat Oknum Militer yang Aniaya Warga Aceh
Selain mendengar suara sang anak melalui sambungan telepon, Fauziah juga mendengar suara lain dari terduga pelaku.
"Dia bilang, kalau sayang anak, kirim duit Rp 50 juta. Saya bilang, iya saya kirim. Jangan dipukuli anak saya," paparnya.
Pelaku, kata Fauziah juga melontarkan kalimat bernada ancaman.
Yakni apabila uang itu tidak dikirim, maka Imam akan dibunuh dan jasadnya dibuang ke sungai.
Mendapat ancaman itu, ia dan keluarga lantas berupaya untuk mencari uang tersebut.
Namun, karena mengalami kesulitan ekonomi, tidak mudah bagi Fauziah mendapatkan uang Rp 50 juta.
Viral di Media Sosial
Mengutip Serambinews.com, jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga pada Kamis (24/8/2023).
Namun, informasi ini baru berkembang pada Sabtu (26/8/2023) malam.
Dalam narasi yang beredar luas di media sosial, Imam Masykur menjadi korban penculikan dan penganiayaan yang dilakukan oknum Paspampres.
Dari foto dan video yang beredar, satu di antaranya tampak Imam disiksa oleh pelaku di dalam mobil.
Sementara itu, pada video lain, tampak seorang pria yang merupakan warga Aceh menerima telepon dari Imam.
Dalam video tersebut, terdengar suara Imam meminta dikirimi uang sebesar Rp 50 juta.
Dalam percakapan itu terdengar Imam mengatakan bahwa dirinya sedang dipukuli.
"Neu kirem peng siat 50 juta (tolong kirim uang 50 juta)," ucap Imam melalui sambungan telepon dengan napas terengah-engah.
Pria yang berkomunikasi dengan Imam itu lantas mengatakan tak punya uang.
Namun, ia mengatakan akan berusaha mencarikan uang tersebut.
Di akhir percakapan, Imam mengatakan, kalau uang itu tidak dikirim, maka ia akan tewas.
"Neu kirem jino aju bueh, meuhan matee lon (kirim terus sekarang ya, kalau tidak mati saya)," ujar Imam di akhir percakapan.
Kemudian dalam video yang lain, terlihat kondisi tubuh Imam penuh luka.
Saat itu, terdengar korban berulang kali mengatakan minta dikirim uang Rp 50 juta.
"Dek kirem peng 50 juta peugah bak mah beuh, abang ka ipoh nyoe (Dek, tolong bilang sama mamak suruh kirim uang 50 juta, abang sudah dipukul)," ucapnya.
Sementara itu, dari informasi yang diterima Serambinews.com, Imam didatangi oleh pelaku pada 12 Agustus 2023.
Saat itu, pelaku mengajak pergi Imam secara paksa.
Selanjutnya, keluarga menerima telepon dari korban.
Kala itu, Imam meyebut bahwa ia sedang dianiaya oleh pelaku yang menjemputnya.
Tak hanya itu, pelaku juga mengirimkan video penyiksaan Imam kepada keluarganya.
Setelah itu, korban tak bisa dihubungi dan tak pulang ke rumah.
Atas hal itu, keluarga kemudian melapor ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023.
Said Sulaiman, keluarga korban mengatakan, Imam dibawa paksa di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Setelah hilang sekira 2 minggu, Imam akhirnya ditemukan, namun dalam kondisi sudah tak bernyawa.
Pada Kamis (24/8/2023), keluarga korban mendatangi RSPAD Jakarta Pusat untuk mengambil jenazah pemuda itu.
"Saat Imam Masykur tidak diketahui keberadaan waktu itu, kedua orang tuanya juga ke Jakarta."
"Maka ketika jenazah dibawa pulang juga didampingi kedua orang tuanya," urai Said Sulaiman.
Terduga Pelaku Ditahan
Merespons kejadian tersebut, Komandan Paspampres (Danpaspampres) Mayjen Rafael Granada mengatakan, kasus tersebut sedang ditangani Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya).
Menurutnya, terduga pelaku yang berinisial Praka RM saat ini sedang dimintai keterangan lebih lanjut.
Rafael menyebut, pihak Pomdam Jaya juga telah melakukan penahanan terhadap terduga pelaku.
"Terduga saat ini sudah ditahan di Pomdam Jaya untuk diambil keterangan dan kepentingan penyelidikan," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (27/8/2023).
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Gita Irawan, Serambinews.com/Yusmandin Idris/Sara Masroni, Kompas.com/Masriadi)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemuda yang Tewas Diduga Dianiaya Paspampres Baru Setahun di Jakarta, Keluarga: Tidak Ada Masalah
Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News
Imam Masykur
warga aceh dianiaya
penganiayaan
pembunuhan
Paspampres
TNI
Bireuen
Jakarta
Presiden
Joko Widodo
TribunGayo.com
berita gayo terkini
Gegara Gaya Hidup Dua Aparat Nekat Jambret dan Bawa Senpi ke Bank, Berakhir Dibalik Jeruji |
![]() |
---|
UKM Pers Pituluik Gelar PJTD: Membangun Masa Depan Jurnalistik Kampus |
![]() |
---|
Forum Film Bandung Luncurkan Antologi “Puisi Film Kebangkitan” di PDS HB Jassin Jakarta |
![]() |
---|
Dewan Sengketa Indonesia Kerja Sama Strategis dengan Lembaga Arbitrase dan Peradilan Internasional |
![]() |
---|
Dewan Sengketa Indonesia Audiensi dengan Dubes RI di Den Haag Belanda, Ini Tujuannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.