Berita Nasional

Intelektual Asal Susoh Blang Pidie, Fachry Ali, Raih Penghargaan Achmad Bakrie 2023

Joko Pinurbo, penyair dari Yogyakarta, karya puisinya secara tajam menggabungkan warisan puisi lirik dengan budaya populer dan satire sosial.

|
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Khalidin Umar Barat
Tribungayo.com
Pengamat sosial dan politik, Fachry Ali saat berbicara dalam seminar Aceh Daerah Modal. Moderator Murizal Hamzah. 

Laporan Fikar W.Eda I Jakarta

TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Intelektual Indonesia kelahiran Susoh Blangpidie, Provinsi Aceh, Fachry Ali bersama tiga tokoh Indonesia lainnya menerima "Penghargaan Achmad Bakrie XIX 2023" sesuai bidang masing-masing. Penghargaan diserahkan Kamis (31/8/2023).

Para penerima penghargaan tersebut adalah Fachry Ali untuk bidang Pemikiran Sosial, penyair Joko Pinurbo untuk bidang Sastra, Andrijono untuk bidang Kedokteran, dan Carina Joe untuk bidang Sains.

Ketua Penyelenggara Penghargaan Achmad Bakrie XIX, Aninditha Anestya Bakrie, yang akrab disapa Ditha, mengatakan, penerima penghargaan tahun ini dipilih melalui seleksi ketat tim juri, terdiri dari tim Freedom Institute, perwakilan Bakrie Group, dan pakar atau konsultan independen.

"Mereka yang terpilih tahun ini adalah orang Indonesia yang selama ini mengabdikan hidupnya untuk berkarya yang bermanfaat bagi orang banyak. Ini sesuai amanah H. Achmad Bakrie tentang keIndonesiaan dan kemanfaatan," ungkap Ditha.

Fachry Ali, berjasa memakai ilmu-ilmu sosial dalam melihat Islam Indonesia, dan berkontribusi memperkenalkan kajian-kajian ilmu sosial kepada komunitas intelektual Islam Indonesia.

Joko Pinurbo, penyair dari Yogyakarta, karya puisinya secara tajam menggabungkan warisan puisi lirik dengan budaya populer dan satire sosial.

Andrijono, Bidang Kedokteran, terkait penemuannya deteksi dini atas kanker rahim (serviks) melalui air kemih, dianggap sangat revolusioner membantu kaum perempuan dalam mengantisipasi dan mengatasi penyebab tertinggi kedua meninggalnya kaum perempuan setelah kanker payudara.

Carina Joe, hasil risetnya mempercepat penemuan vaksin AstraZeneca yang ikut berperan sangat penting dalam mengatasi pandemi Covid-19.

Penghargaan Achmad Bakrie digelar pertama kali pada tahun 2003 sampai penyelenggaraan terakhir di tahun 2022 lalu, Penghargaan Achmad Bakrie telah diberikan kepada 82 penerima yang terdiri dari 78 perorangan dan 4 lembaga atau kelompok.

Ditambah dengan tahun ini, maka total penerima penghargaan saat ini berjumlah 86 penerima.

Para penerima penghargaan merupakan tokoh dan lembaga yang menghasilkan karya luar biasa dan inspiratif yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.

Profil Fachry Ali
Ia sosok yang sangat menguasai ilmua sosial. Sebagaiorang Aceh, ia juga sangat paham tentang watak serta sosiologis masyarakat Aceh. Ia hafal syair-syair lama Aceh, yang ia senandungkan dalam konteks tertentu.

Lahir di Susoh, Blang Pidie, Aceh Selatan pada 23 November 1954. memulai pendidikan pada 1960-1965, belajar di Sekolah Rakyat Islam (SRI) Banda Aceh sampai dengan kelas IV, kemudian hijrah ke kota Jakarta, melanjutkan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada 1966-1968.

Kemudian lanjut ke Madrasah Tsanawiyah, Rawa Bambu, Pasar Minggu (tamat 1971) dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi ke Sekolah Persiapan IAIN (SPIAIN) yang ditamatkan pada 1973.

Pada 1974-1977, Fachry Ali melanjutkan studi ke Fakultas Tarbiyah, Jurusan Bahasa Inggris, IAIN Syarif Hidayatullah Ciputat Jakarta (kini UIN Jakarta) dengan memperoleh gelar sarjana muda pada 1977.

Pada 1974-1977, ia melanjutkan studi ke Fakultas Tarbiyah, Jurusan Bahasa Inggris, IAIN Syarif Hidayatullah Ciputat Jakarta (kini UIN Jakarta) dengan memperoleh gelar sarjana muda pada 1977.

Setelah itu, ia tidak melanjutkan pendidikan lebih dan memilih berkerja di LP3ES sebagai Tenaga Pembina Lapangan (TPL) tentang industri ukir-ukiran di Jepara, Jawa Tengah tahun 1977-1978.

Selepas itu ia bekerja sebagai staf Dokumengtasi dan Informasi Industri Kecil, dan sesudahnya bekerja pada program penelitian LP3ES.

Menulis dibanyak media dan jurnal, Fachry Ali terbilang salah seorang penulis paling produktif di Indonesia, bisa dibaca di Kompas, Tempo, Pelita, Panji Masyarakat, Prisma, dan lain-lain.

Fachrul Ali juga sosok yang sangat menguasai budaya Jawa. Ia menulis buku "Refleksi Paham Kekuasaan Jawa dalam Indonesia Modern." (*)

Baca juga: Aceh Nyatakan Siap Laksanakan PON XXI Tahun 2024

Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Kenali Penyebab Jika Sering Buang Air Kecil Pada Wanita

Baca juga: Warga Aceh Meninggal Dianiaya Praka RM, Hotman Paris: Ada Korban Lain Oknum TNI? Ayok Hubungi Hotman

Update berita lainnya di TribunGayo.com dan GoogleNews

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved