Kisah Inspiratif
Kisah Rabuniah Seorang Ibu Rumah Tangga di Gayo Lues Mengayam Tikar untuk Biaya Sekolah Anaknya
Pekerjaan yang sudah dilakukan Rabuniah beberapa tahun terakhir ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Penulis: Rasidan | Editor: Mawaddatul Husna
Kisah Rabuniah Seorang Ibu Rumah Tangga di Gayo Lues Mengayam Tikar untuk Biaya Sekolah Anaknya
Laporan Rasidan | Gayo Lues
TRIBUNGAYO.COM, BLANGKEJEREN - Rabuniah (48) seorang ibu rumah tangga di kecamatan Dabun Gelang, Gayo Lues, menekuni kegiatan menganyam tikar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya sekolah anaknya.
Saat dijumpai TribunGayo.com, Jumat (29/9/2023), Rabuniah tak sendiri, ada sejumlah ibu-ibu melakukan kegiatan yang sama yaitu membuat tikar dari daun pandan, di Desa Rerebe kecamatan Dabun Gelang, Jumat (29/9/2023).
Selain membuat tikar daun pandan, ibu rumah tangga tersebut juga membuat sumpit berbahan baku dari daun pandan.
Baca juga: Harga Kopi Gayo Hari Ini Masih Bertahan Rp 45.000/Bambu di Gayo Lues
Pekerjaan yang sudah dilakukan Rabuniah beberapa tahun terakhir ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Rabuniah mengaku selain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, hasil penjualan tikarnya itu juga untuk menutupi biaya sekolah anaknya yang masih duduk di bangku SMP.
Namun saat ini sudah tidak banyak lagi ibu-ibu rumah tangga menggeluti atau melakoni pekerjaan menjadi penganyam tikar daun pandan itu.
Baca juga: Ibu Muda yang Hilang di Gayo Lues Dikabarkan Sudah Pergi Keluar Kota, Alasannya Menenangkan Diri
Padahal peminatnya masih tinggi hanya saja proses waktu pembuatannya butuh waktu beberapa hari yang dikerjakan atau dibuat secara tradisional.
"Soal harga tikar daun pandan tersebut, tergantung dengan motif dan ukurannya. Selama ini dijual berkisar dari Rp 170.000- Rp 200.000 perbuah,"sebutnya.
Menurutnya, kini harga jualnya juga sangat terjangkau tergantung dari motif tikar yang dibuat.
Ada yang dibuat warna putih polos, tetapi yang paling banyak diminati tikar daun pandan yang bercorak dan bermotif atau berwarna.
Baca juga: Naik Tajam, Segini Harga Terkini Kakao di Kabupaten Gayo Lues
Begitu juga dengan ukuran panjangnya mulai dari empat meter hingga lima meter dan lebarnya sekitar 180 centimeter atau 1,80 centimeter lebih kurang.
"Satu hal yang menjadi kendala selama ini yakni untuk mendapatkan bahan baku atau daun pandannya terbilang lumayan sulit.
Karena selain ditanam di kebun juga harus membeli daun pandan dari masyarakat sebagai tambahannya,"sebutnya. (TribunGayo.com/Rasidan)
UPDATE BERITA KISAH Kisah Inspiratif lainnya di Tribungayo.com
Rabuniah
ibu rumah tangga
Gayo Lues
Blangkejeren
menganyam tikar
daun pandan
sekolah
anak
kisah inspiratif
HIS
TribunGayo.com
berita gayo terkini
| Dibalik Suasana Pagi Pasar Paya Ilang Takengon Tersimpan Tekad Kuat, Salati: Demi Anak-anak |
|
|---|
| Sosok Khalimah, Seorang Ibu dan Guru Inspiratif di Bener Meriah |
|
|---|
| Kisah Fadli di Aceh Tengah, Petani Kopi Gayo Raih Gelar Doktor dengan Nilai Cumlaude |
|
|---|
| Sosok Mohammad Amin Usman, Putra Aceh Bangun Bengkel Pesawat Terbang |
|
|---|
| Kisah Pemuda Cabe Asal Kalimantan Selatan, Berjualan Aksesoris hingga Blangkejeren Gayo Lues |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/PENGAYAM-TIKAR-PANDANN.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.