Gebyar PKA 8 2023
Seniman Aceh di Jakarta Hadiri Pembukaan PKA 8 di Banda Aceh
Mustafa mengenang dulu pada era awal 1990-an ketika mereka bersama-sama ikut menghidupkan sastra di Aceh.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Khalidin Umar Barat
Laporan Fikar W.Eda I Banda Aceh
TRIBUNGAYO COM, BANDA ACEH - Penyair Aceh di Jakarta, Mustafa Ismail, Fikar W Eda dan seniman musikalisasi puisi Indonesia Devie Matahari hadiri pembukaan Pekan Kebudayaan Aceh 8 (PKA 8) di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh, Sabtu (4/11/2023) malam.
Ketiga seniman ini tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Aceh Besar. Selanjutnya bersama musisi progresif Aceh Iyas T Brow langsung menuju Taman Seni Budaya Banda Aceh dan bertemu dengan seniman Aceh, antara lain T Januarsyah, Maida Atmadja, Zul Kirbi, Muda Belia dan lain-lain.
Mustafa Ismail yang sudah lama tidak berkunjung ke Taman Budaya mengatakan banyak hal yang sudah berubah. "Sekarang kedai Taman Budaya makin luas, dan mushallanya juga sudah berubah. Dulu ini namanya meunasah tuha," katanya tentang perubahan di Taman Budaya.
Meski di beberapa bagian masih tetap sama, seperti Gedung Tertutup dan Teater Terbuka.
Fikar W Eda menimpali bahwa mereka hadir di Banda Aceh untuk menyaksikan pertumbuhan kesenian dan kebudayaan di Aceh. “Ini bentuk kecintaan kami pada kesenian dan kebudayaan Aceh,” ujar Fikar.
Mustafa mengenang dulu pada era awal 1990-an ketika mereka bersama-sama ikut menghidupkan sastra di Aceh.
“Penyair Fikar W Eda adalah orang yang menggerakkan baca puisi dari halte ke halte di Banda Aceh. Saya sendiri bersama kawan-kawan menerbitkan tabloid sastra Alternatif sebagai ruang alternatif bagi penulis sastra,” ujar Mustafa lagi.
Menurut Fikar, PKA adalah sebuah even penting yang perlu mendapat dukungan semua pihak. “Kehadiran kami adalah bagian dari upaya memberi dukungan itu,” ujar Ketua Umum Komunitas Musikalisasi Indonesia (KOMPI) itu.
Untuk lebih memberi warna PKA, Fikar dan Mustafa berencana mengajak sastrawan dan tokoh Aceh untuk membaca puisi. “Kami sedang persiapkan. Tempat dan waktu belum bisa kami sampaikan,” ujar Fikar.
Alasannya, pihaknya masih berupaya menjalin kerjasama dengan beberapa pihak untuk mengadakan pentas baca puisi itu.
“Saya sudah menghubungi beberapa orang yang kami anggap bisa membantu mewujudkan ide tersebut,” tutur Devie Matahari, pegiat musikalisasi Indonesia.
Menurut Devie, Fikar bersama Mustafa pernah menjadi tim kreatif PKA 2009. “Kala itu mereka memberi warna PKA dengan pertemuan sastra internasional, Aceh International Literary Festival yang dihadiri oleh sastrawan dari enam negara,” ujarnya.
Maka itu, kata Devie, kehadiran pentas sastra modern akan lebih memberi warna PKA. “PKA kan mayoritas menampilkan seni tradisi.
Nah, sastra modern akan menjadi pelengkapnya.” Penggerak Devies Sanggar Matahari itu menambahkan, selain pentas sastra, juga mereka rencanakan diskusi sebagai ruang untuk tukar pikir para sastrawan.(*)
Baca juga: PKA Ke-8 dan Seni Mampu Menjadi Wadah Amal untuk Membantu Palestina
Baca juga: Lepas Peserta PKA Aceh Tenggara ke Banda Aceh, Plt Sekda Janjikan Reward untuk Juara
Baca juga: Seniman Senior Gayo Alwien Desry Apresiasi Ngopi Pagi Kopi Gayo di Blumbang Mataram Art Yogyakarta
PKA-8 Usai, Kadisbudpar Aceh: Terima Kasih |
![]() |
---|
PKA Ke-8 Resmi Ditutup, Aceh Tengah Raih Peringkat Ke-3 Anjungan Terbaik |
![]() |
---|
Selamat, Aceh Selatan Juara Umum PKA 8 2023 |
![]() |
---|
Gayo Lues Masuk 5 Penyaji Terbaik Pertunjukan Musik Tradisional pada PKA ke-8 |
![]() |
---|
982 Personel Gabungan Amankan Penutupan PKA ke-8 di Taman Sulthanah Safiatuddin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.