Berita Aceh
Menanti Sikap UNHCR dalam Penanganan Rohingya yang Luntang-lantung di Kantor Gubernur Aceh
Sehingga atas penolakan itu pula, para etnis Rohingya itu dinihari kembali diantar ke depan Kantor Gubernur Aceh.
Menanti Sikap UNHCR dalam Penanganan Rohingya yang Luntang-lantung di Kantor Gubernur Aceh
TRIBUNGAYO.COM - Etnis pengungsi Rohingya terus berdatangan ke Aceh satu per satu dalam kapal yang membawa mereka.
Sekitar 136 Rohingya yang terdampar sore kemarin diantar ke Kantor Gubernur Aceh setelah adanya penolakan dari warga Saree, Aceh Besar.
Warga disana melakukan penghadangan tepat di depan pintu gerbang Bumi Perkemahan Pramuka Saree.
Hingga kini pengungsi Rohingya tersebut luntang- lantung tak tahu akan ditempatkan dimana.
Baca juga: Setelah Pidie, Pengungsi Rohingya Mendarat Lagi di Aceh Besar, Pertahanan Laut Indonesia Lemah
Namun sangat disayangkan hingga pukul 09.21 WIB, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang menerima mandat terhadap perlindungan pencari suaka dan pengungsi itu tak nampak batang hidungnya.
Sehingga 135 pengungsi itu masih terkatung-katung tak jelas nasibnya.
Sementara itu relawan RAPI melakukan penggalangan dana di depan kantor gubernur Aceh. Uang donasi itu tak lain digunakan untuk membeli makanan bagi para etnis Rohingya tersebut.
Baca juga: Lari dari Bangladesh Pakai 2 Kapal, 180 Pengungsi Rohingya Asal Myanmar Mendarat Lagi di Pidie Aceh
Relawan RAPI Kota Banda Aceh, Fahrulrazi mengatakan, pihaknya sudah melakukan penanganan terhadap pengungsi tersebut sejak dini hari tadi.
Sebagai relawan, hal tersebut dilakukan tidak lain sebagai bentuk kemanusiaan.
Pasalnya, para etnis Rohingya sudah luntang-lantung sejak sore kemarin di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Mereka mendapat penolakan oleh warga setempat. Belum diketahui kenapa penolakan itu bisa terjadi.
Sehingga atas penolakan itu pula, para etnis Rohingya itu dinihari kembali diantar ke depan Kantor Gubernur Aceh.
Baca juga: Bawa Kabur Pengungsi Rohingya Tujuan Malaysia, 3 Warga Aceh Ditangkap Polisi
"Kantor kalau di Aceh ini nomor satu. Kita nggak tau lagi mau antar mereka kemana," kata Fahrul.
Ia juga menyayangkan sikap UNHCR yang hingga saat ini belum tampak batang hidungnya di lokasi. Akibatnya para pengungsi itu terus luntang-lantung tak tau akan diletakkan kemana.
"Jika UNHCR ada tentu nggak kayak gini jadinya. Tapi hingga saat ini mereka belum terlihat," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com
610 Pejabat di Pemerintah Aceh Dikukuhkan Mengikuti SOTK Baru |
![]() |
---|
Wagub Aceh Tinjau Lokasi Budidaya Nilam di Lhoong, Diekspor hingga ke Perancis |
![]() |
---|
Totalitas Perjuangan Provinsi ALA: Konsolidasi dan Pengukuhan KP3ALA Pusat dan Daerah di Medan |
![]() |
---|
Kejari Aceh Tengah Kawal Penegakan Pajak Air Tanah Demi Selamatkan PAD dan Lingkungan |
![]() |
---|
Bupati Aceh Tenggara dan Anggota DPRA Imbau Masyarakat Mutasikan Kendaraan ke Plat BL |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.