Berita Internasional

Sepulang Wawancara Warga Sipil yang Kehilangan Tempat Tinggal, Jurnalis di Gaza Tewas Dirudal Israel

Sang ayah yang juga seorang jurnalis, Wael Al-Dahdouh tampak tenang dan pasrah saat menguburkan putranya, Hamza Dahdouh.

Tribunnews.com
Sepulang Wawancara Warga Sipil yang Kehilangan Tempat Tinggal, Jurnalis di Gaza Tewas Dirudal Israel. 

Sepulang Wawancara Warga Sipil yang Kehilangan Tempat Tinggal, Jurnalis di Gaza Tewas Dirudal Israel

TRIBUNGAYO.COM - Jurnalis yang menjadi korban dari serangan Israel terus bertambah.

Kali ini yang menjadi korban adalah Hamza Dahdouh (27) dan Mustafa (20) saat melintasi al-Mawasi kendaraan mereka terkena rudal Israel.

Sementara penumpang ketiga, Hazem Rajab, menderita luka parah.

Sebenarnya, al-Mawasi merupakan daerah di sisi barat daya Gaza yang selama ini terbilang aman.

Menurut laporan koresponden Al Jazeera, kendaraan Hamzah dan Mustafa menjadi sasaran ketika mereka dalam perjalanan untuk mewawancarai warga sipil yang kehilangan tempat tinggal akibat pemboman sebelumnya.

Baca juga: Palestina: Israel Jatuhkan Lebih dari 45.000 Rudal dan Bom di Jalur Gaza Setara 3 Kali Bom Hiroshima

Menguburkan Putranya

Sang ayah yang juga seorang jurnalis, Wael Al-Dahdouh tampak tenang dan pasrah saat menguburkan putranya, Hamza Dahdouh.

Saat berbicara di pemakanan tempat putranya dikuburkan, Wael Al-Dahdouh mengatakan dirinya hanya salah satu dari sekian banyak orang di Gaza, yang harus mengucapkan selamat tinggal yang pahit kepada orang yang mereka cintai.

Wael Al-Dahdouh kembali meliput perang di Gaza beberapa jam setelah putranya, Hamzah dimakamkan.

"Kami belajar kekuatan darimu, Abu Hamzah!," tulis salah satu akun X, dengan mengungah video Wael al-Dahdouh tengah berduka.

Baca juga: 153 Negara Setujui Gencatan Senjata di Gaza, 10 Suara Menolak dan 23 Negara Abstain

Al-Dahdouh bersumpah untuk terus menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi di Gaza, meskipun banyak kehilangan yang dialaminya.

"Hamzah adalah segalanya bagiku, anak tertua, dia adalah belahan jiwaku.

Ini adalah air mata perpisahan dan kehilangan, air mata kemanusiaan," ucapnya, melepas kepergian anaknya.

Kepala Biro Al Jazeera Arab itu sejauh ini telah kehilangan anak, cucu, dan pasangan hidupnya akibat serangan Israel di tempat tinggalnya.

Baca juga: Lima Tentara Israel Tewas dalam Penyergapan di Jalur Gaza Selatan

Dikutip dari akun X, Insider World_1, tampak anak perempuan Wael Al-Dahdouh melingkarkan kedua tangannya di leher sang ayah.

Sambil sesenggukan menagis, perempuan itu berkata:"Tolong tetaplah bersamaku, ayah. Tidak ada yang tersisa untukku, kecuali kamu".

Terluka Parah dalam Serangan Israel

Pada pertengahan Desember 2023 kemarin, Wael Al-Dahdouh mengalami luka parah akibat serangan Israel.

Di saat yang sama, rekan jurnalisnya, Samer Abudaqa tewas.

Namun, Wael Al-Dahdouh kembali meliput berita tidak lama setelah kejadian tersebut.

Pembunuhan Jurnalis

Aliansi Jurnalis Palestina telah mendokumentasikan pembunuhan 102 jurnalis dan cederanya 71 lainnya oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sejak perang dimulai pada 7 Oktober.

Jaringan Media Al Jazeera mengecam keras serangan tersebut.

"Pembunuhan Mustafa dan Hamzah (terjadi) ketika mereka sedang dalam perjalanan untuk melaksanakan tugas mereka di Jalur Gaza, menegaskan kembali perlunya mengambil tindakan hukum yang diperlukan segera terhadap pasukan pendudukan," ungkap Al Jazeera.

Menanggapi berita terbaru terkait kematian jurnalis di Gaza, kantor media Gaza mengutuk pembunuhan tersebut, dan mengecam ";dengan tegas kejahatan keji ini".

Serangan Israel di Rumah Keluarga Wael al-Dahdouh

Sebagai putra sulung keluarga, Hamzah dikenal sangat dekat dengan semua orang.

Ia sangat terpukul saat mendengar bahwa rumah tempat keluarganya berlindung di kamp pengugnsi Nuseirat, dihantam serangan Israel pada 25 Oktober 2023.

Tak lama setelah mendengar kabar itu, ia mengetahui bahwa ibunya, Amna, saudara laki-lakinya, Mahmoud (15), dan saudara perempuannya, Sham (7), serta keponakannya, Adam (1), tewas.

Menurut rekan-rekan sejawat, duka kehilangan yang ia rasakan tampaknya memotivasinya untuk bekerja lebih keras dalam meliput perang di Gaza.

Ketika berita pembunuhan Hamzah tersebar, istrinya yang telah dinikahinya satu tahun terakhir, bergegas ke pemakaman.

Saudara-saudaranya yang masih hidup juga menyusul ke rumah duka, untuk melihat terakhir kali sebelum Hamzah dikuburkan.

Wael al-Dahdouh berdiri di dekat kepala putranya, menghibur seluruh keluarganya saat mereka mencoba memahami kehilangan yang tiba-tiba itu. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved