Kopi Gayo

Tahukah Anda, Ternyata Kopi Ateng Diambil dari Nama Pelawak Ateng

Kopi Gayo Arabica kini punya tiga varietas unggul yang sudah dilepas secara nasional, yaitu Varietas Gayo 1, Gayo 2, dan terakhir Gayo 3.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
kolase Tribungayo.com
oleh-oleh khas Gayo 

Laporan Fikar W.Eda I Aceh Tengah

TRIBUNGAYO COM, TAKENGON -Kopi Gayo Arabica kini punya tiga varietas unggul yang sudah dilepas secara nasional, yaitu Varietas Gayo 1, Gayo 2, dan terakhir Gayo 3.

Varietas Gayo 3 ditetapkan dan dilepas sebagai Varietas Unggul Nasional (VUN) setelah melalui Sidang Pelepasan Varietas Perkebunan Semester I Tahun 2022 yang dilaksanakan di Bogor 12 – 14 April 2022. 

Kopi Varietas Gayo 3 ini dikenal memiliki beberapa keunggulan diantaranya cepat berbuah, produktivitas relatif tinggi dan kualitas kopi sangat baik.

Disamping itu varietas ini memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi untuk dikembangkan di daerah dataran tinggi.

Varietas Gayo 3 di kalangan masyarakat petani kopi Gayo dikenal dengan sebutan Ateng Super. Varietas ini ditanam  meluas di perkebunan kopi rakyat. 

Lalu kenapa disebut Ateng Super?

Petani Kopi Gayo, Armiyadi ASA Kopi, menjelaskan, nama Ateng identik dengan nama salah seorang pelawak Indonesia, bernama Ateng.

"Iya, namanya diambil dari nama pelawak terkenal, Ateng," kata Armiyadi, petani kopi dan enterpreuner kopi Gayo.

Baca juga: Pangkas Berat dalam Perawatan Kopi Gayo, Menjaga Produktivitas Tanaman

Baca juga: Aurelie Sebut Kopi Simbol Perjuangan Masyarakat Bener Meriah Hingga Hidup Berdampingan dengan Gajah

"Jadi Ateng itu bukan singkatan dari Aceh Tengah, tapi nama pelawak Ateng," ulangnya.

Dunia hiburan Indonesia memang pernah mengenal sosok pelawak yang memiliki tubuh pendek, bernama Ateng. Ia lahir di Semarang 8 Agustus 1942, meninggal dunia dalam usia 61 tahun.

Ateng  bergabung dengan Grup Kwartet Jaya bersama Edy Sud, Bing Slamet, dan Iskak.

Ia sempat mengisi acara Ria Jenaka setiap Ahad di TVRI bersama Bagong, Iskak, dan Teten Lesmono.

Dia juga  membintangi sejumlah film sejak 1962, di antaranya Ateng Mata Keranjang, Ateng Koboi Cengeng, dan Ibu Tiri Tak Sekejam Ibu Kota.

Lantas kenapa bibit kopi arabica Gayo, yang belakangan dilabel menjadi Varietas Gayo 3 diberi nama Ateng? 

"Itu karena tanaman kopinya  sudah berbuah meski usianya masih 1,5 tahun.

Tanamannya lebih pendek dari kopi umumnya yang ditanam sebelumnya," kata Armiyadi.

"Ya biasanya kalau orang kecil, seperti saya ini terus dipanggil Ateng. Begitu juga kopi ini, terus dinamakan Ateng karena yg anamannya pendek," terang Armiyadi.

Kopi Ateng punya beberapa tipe, ada yang disebut Ateng Super, Ateng Jaluk dan Ateng Janda.

Baca juga: Kisah Armiyadi ASA Kopi, Kembangkan Sistem Tanam Pagar untuk Kopi Gayo

Baca juga: Harga Kopi Arabika Gayo di Aceh Tengah Mulai Merangkak Naik

"Disebut Ateng Jaluk, sebab ditanam di Kampung Jaluk. Begitu juga Ateng Janda, karena yang diketahui menenam kopi tipe itu adalah seorang janda," terang Armiyadi.

Adapun pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Perkebunan telah menerbitkan sertifikat Varietas Gayo 3 untuk jenis  Ateng Super tadi.

Armiyadi tidak mengetahui betul siapa yang mula-mula memberi nama Kopi Ateng tersebut. 

Berikut adalah keunggulan Varietas Gayo1,2,dan 3. 

Varietas Gayo 1 memiliki ciri pertumbuhannya tinggi dan kokoh, warna daun hijau tua, pupus coklat muda, buah muda hijau bersih, buah masak merah cerah, bentuk buah agak memanjang, ujungnya agak tumpul, masak buah kurang serempak.

Ini lebih toleran penyakit karat daun (Hemileiavastatrix), mutu fisik dan seduhan sangat baik, dan sesuai ditanam di daerah kurang dari 1.250 m dpl. 

Varietas Gayo 2 memiliki ciri pertumbuhan tinggi melebar dan perdu kokoh, warna daun hijau tua, pupus coklat kemerahan, buah merah agak bulat.

Ini agak tahan penyakit karat daun, mutu fisik dan seduhan sangat baik, dan sesuai ditanam di daerah lebih dari 1.400 m dpl.

Varietas Gayo 3 ini dikenal memiliki beberapa keunggulan diantaranya cepat berbuah, produktivitas relatif tinggi dan kualitas kopi sangat baik.

Disamping itu varietas ini memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi untuk dikembangkan di daerah dataran tinggi.(*) 

Baca juga: 30 Inspirasi Tema Kegiatan Ramadhan 2024, Bisa Jadi Ide Lomba, Kajian & Forum Diskusi

Baca juga: 2 Caleg di Kediri Meninggal Sebelum Pemilu 2024, Tetap Dapat Suara & Dianggap Sah, Ini Aturannya

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved