Berita Nasional

Lestarikan Karya Sali Gobal, Akan Dibangun Museum Sali Gobal di Kampung Kung Takengon

Bincang Buku "Didong Karya Ceh Sali Gobal" diadakan pada hari Sabtu, 22 Juni 2024, melalui Zoom meeting.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
For TribunGayo.com
Sali Gobal 

Laporan Fikar W.Eda I Jakarta

TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Bincang Buku "Didong Karya Ceh Sali Gobal" diadakan pada hari Sabtu, 22 Juni 2024, melalui Zoom meeting.

Acara ini dibuka dengan didong virtual dibawakan oleh putra Sali Gobal, Sukri Sali Gobal.

Ia membawakan didong berjudul "Kemara." Bincang buku tersebut diselenggarakan Mahara Publishing, yang menerbitkan "Didong Sali Gobal." Bincang tersebut Dipandu Yusradi Usman al-Gayoni.

Almarhum Sali Gobal seorang maestro didong, pendiri grup didong Kemara.

Mahara Publishing mencetak 100 eks buku Didong sali Gobal, dan sudah mulai diedarkan. 

Paparan mengenai buku ini disampaikan oleh Binta Maela, putra ke empat Sali Gobal. Ia menceritakan karya-karya Sali Gobal mulai dihimpun dan ditulis pada tahun 1989 oleh putra tertua almarhum Sali Gobal, Sanusi Sali Gobal.

"Abang Sanusi yang paling rajin mengumpulkan karya Sali Gobal. Abang Sanusi menulisnya dengan tulisan tangan pada buku biasa pada 1988. Tapi  naskah tersebut beberapa kali hilang dan dituliskannya kembali, sampai tiga kali," kenang Binta Maela.

Adalah Binta yang kemudian menyalinnya kembali menggunakan mesin tik.

Baca juga: Bincang Buku Didong Ciptaan Sali Gobal Digelar Secara Virtual, Anda Bisa Akses Link Ini

Binta Maela, putra ketiga Sali Gobal, berhasil menyalin naskah itu  berisi 115  judul lagu didong karya Sali Gobal.

Belakangan Binta kemudian memindahkan naskah tersebut ke komputer laptop dan menghimpun kembali beberapa karya tambahan yang sebelumnya luput.

Akhirnya terkumpul 133 judul didong  yang mencakup 204 halaman. buku ini rampung pada 2022.

Binta Maela sempat bertanya mengenai hak cipta kepada LK Ara, penyair dan dokumentator naskah didong dan disarankan untuk menghubungi Dinas Kebudayaan Sumut.

Namun, Binta merasa tidak ada keterkaitan karena Sali Gobal adalah orang Gayo dari Aceh Tengah dengan Dinas Kebudayaan Sumatera Utara.

Belakangan, buku tersebut kemudian dikirimkan ke Yusradi Usman al Gayoni, pemilik penerbit Mahara Publishing pada tahun 2022 dan diterbitkan oleh Mahara Publishing pada tahun 2024.

Buku ini diharapkan dapat disalurkan kepada generasi muda dan dijadikan bahan ajar di sekolah.

Keluarga besar Sali Gobal kemudian merencanakan membangun Museum Sali Gobal untuk merawat dan melestarikan karya-karya penyair didong tersebut.

Baca juga: Pendaftaran PPPK & CPNS 2024 Dibuka Juni: Belasan Kementerian Jadi Sasaran Pelamar Tertinggi

Sali Gobal dikenal berdidong dari kampung ke kampung, bahkan sering berjalan kaki. Museum ini direncanakan akan dibangun di Dusun Kersik, Paya Sangor, Kung, Pegasing, Aceh Tengah.

Putra almarhum Sali Gobal lainnya, Pependy, menjelaskan bahwa Sali Gobal memiliki enam putra dan tiga putri, dengan dua di antaranya telah meninggal dunia dan dua lainnya berprofesi sebagai pegawai negeri.

Rencana pembangunan museum ini juga mencakup penerjemahan karya Sali Gobal ke dalam bahasa Indonesia, penulisan biografi.

Penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia pernah dilakukan oleh LK Ara dan Junus Melalatoa, dengan notasi  pernah dibuat  oleh AR Moese.

"Untuk notasi, akan saya mulai pelan-pelan semampu saya, sebab AR Moese juga sudah meninggal dunia," kata Pependy yang kuliah di jurusan musik dan pernah mengajar di sebuah sekolah menengah di Aceh Tengah.(*)

Baca juga: Angkat Cerita Tentang Rumah Adat Gayo, Ansar Salihin Menangkan Sayembara Digelar Balai Bahasa

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved