Kisah Inspiratif
Sempat Menyerah, Hasrah Berhasil Ukir Prestasi Membanggakan di Ponpes Az Zahra Takengon
Gadis yang terbiasa dimanjakan oleh kedua orangtuanya ini sempat merasakan susah beradaptasi dengan lingkungan dan teman-temannya.
Penulis: Bustami | Editor: Mawaddatul Husna
Laporan Bustami | Bener Meriah
TRIBUNGAYO.COM, REDELONG - Menjadi juara kelas hingga menduduki peringkat kedua umum di Pesantren SMPIT Az Zahra Takengon bukan hal yang pernah terbayangkan oleh sosok gadis bernama Hasrah.
Hasrah yang saat ini menginjak usia 14 tahun pernah berusaha untuk bertahan menempuh pendidikan di pondok pesantren hingga akhirnya memperoleh prestasi yang membanggakan.
Diceritakan Hasrah kepada TribunGayo.com, Selasa (25/6/2024) untuk mendapatkan sebuah prestasi di pondok pesantren jauh dari rumah keluarga merupakan hal yang tidak mudah dilakukan.
Gadis yang terbiasa dimanjakan oleh kedua orangtuanya ini sempat merasakan susah beradaptasi dengan lingkungan dan teman-temannya.
Hingga membuat dirinya hampir menyerah dan merengek untuk dipindahkan ke sekolah reguler.
Tidak sampai disitu, di bulan pertama dan ketiga hampir setiap minggunya Hasrah mengeluh sakit sehingga petugas medis di Pesantren Az Zahra menelpon pihak keluarga agar membawanya pulang dan berobat ke dokter spesialis.
"Setelah sembuh dari sakit saya lalu sempat mengungkapkan keinginan untuk pindah sekolah namun pihak keluarga kembali membujuk agar saya untuk tetap bersekolah di SMP IT Az Zahra Takengon," ucapnya.
Lalu, dikarenakan sakit yang terus berulang pihak keluarga juga sempat ingin memindahkannya di sekolah tersebut.
Namun ayahnya yang merupakan seorang jurnalis tidak menyerah dan membawanya berkonsultasi ke Dokter kejiwaan dan Psikiater.
Kepada Dokter Kejiwaan Hasrah terlihat lebih terbuka dengan mengucapkan keinginan untuk pindah sekolah dan menceritakan kondisinya saat berada di pesantren serta sulitnya mendapatkan teman saat berada di pesantren.
Saat itu Dokter Kejiwaan sempat menyarankan agar memindahkan dari pondok pesantren ke sekolah biasa namun sehari setelah itu Hasrah akhirnya kembali ke pondok pesantren tanpa paksaan.
Seiring berjalanya waktu Hasrah mulai terbiasa dan memiliki teman-teman di pesantren bahkan ketika jam kunjungan yang hanya dua minggu sekali tidak dihadiri orang tuanya ia sudah tidak lagi mengeluh.
Hasrah yang akhirnya sudah terbiasa di pesantren perlahan mulai mengalami perubahan yang signifikan.
Bahkan ketika di rumah ia terlihat sangat rajin dan sering membantu orang tuanya untuk membersihkan rumah.
Dibalik Suasana Pagi Pasar Paya Ilang Takengon Tersimpan Tekad Kuat, Salati: Demi Anak-anak |
![]() |
---|
Sosok Khalimah, Seorang Ibu dan Guru Inspiratif di Bener Meriah |
![]() |
---|
Kisah Fadli di Aceh Tengah, Petani Kopi Gayo Raih Gelar Doktor dengan Nilai Cumlaude |
![]() |
---|
Sosok Mohammad Amin Usman, Putra Aceh Bangun Bengkel Pesawat Terbang |
![]() |
---|
Kisah Pemuda Cabe Asal Kalimantan Selatan, Berjualan Aksesoris hingga Blangkejeren Gayo Lues |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.