Berita Bener Meriah

Kilas Balik, Ketika Bener Meriah Menjelma Gajah Putih

Dari perkawinan Reje Linge XIII dengan putri Djohor lahir dua anak, yang sulung bernama Bener Meriah dan adiknya Sengeda.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mawaddatul Husna
acehprov.go.id/kompas.com
Tari Guel dan Kilas Balik Ketika Bener Meriah Menjelma Gajah Putih. 

Mereka yang merasa selama ini "termarjinalkan," maka dengan payung Bener Meriah harapan untuk mencapai hari esok lebih cerah terkuak lebar.

Tinggal, bagaimana semua itu diisi, sebagaimana bejana yang mesti diisi oleh kesejahteraan. Hingga rakyat Gayo yang berada di pucuk-pucuk bukit dan disekeliling hutan yang sunyi ikut menikmati alam kemajuan.

Kisah Reje Linge

Menyebut Bener Meriah, maka segera terbayang dalam benak rakyat Gayo adalah sosok Kerajaan Linge dengan segala optimisme dan tragedinya.

Bener Meriah menyimpan riwayat tersendiri terkait erat dengan kelahiran gajah putih, dalam suatu peristiwa pahit semasa Kerajaan Aceh berada dalam kekuasaan Sultan Alaidin Ri'ayah Sjah Al-Kahar.

Bener Meriah adalah putra Raja Linge XIII dari istri asal Johor.

Masa itu Reje Linge XIII menjadi salah seorang petinggi di kerajaan Djohor dan ditugaskan membangun dan memimpin sebuah pulau di gugusan Selat Malaka.

Pulau tersebut belakangan dikenal sebagai Pulau Lingga. Di tempat itu pula Reje Linge XIII meninggal.

Sementara Kerajaan Linge, Gayo diperintah oleh putranya yang lain bergelar Reje Linge XIV.

Dari perkawinan Reje Linge XIII dengan putri Djohor lahir dua anak, yang sulung bernama Bener Meriah dan adiknya Sengeda.

Sejak Reje Linge XIII wafat, keduanya dibawa sang ibu ke ibukota Kerajaan Aceh Darussalam di Koetaradja.

Bener Meriah dan Sengeda berhasrat mengunjungi Kerajaan Linge. Berbekal bukti cincin dan pedang pusaka, keduanya menyusuri alam Gayo dan akhirnya tiba di Negeri Linge.

Kepada Reje Linge XIV yang sedang berkuasa, mereka memperkenalkan diri, bahwa mereka juga keturunan Reje Linge dari ibu berbeda.

Kedatangannya semata-mata untuk menghubungkan tali silaturahmi. Segenap aparat Kerajaan Linge mempercayai cerita ini, terlebih setelah keduanya memperlihatkan cincin dan pedang pusaka.

Tapi tidak bagi Reje Linge XIV. Si penguasa menyangkal semua itu.

Bahkan dia balik mencurigai Bener Meriah dan Sengeda adalah penipu dan menuduh telah membunuh Reje Linge XIII.

Sumber: TribunGayo
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved