Gajah Putih Muncul di Aceh

Reje Linge, Gajah Putih dan Struktur Tari Guel

Berikut struktur Tari Guel yang sampai saat ini masih terus mengisi ruang-ruang seni budaya di Tanah Gayo.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Sri Widya Rahma
TribunGayo.com dan Generated by AI
REJE LINGE GAJAH PUTIH DAN TARI GUEL - Viral lima ekor gajah putih tiba-tiba muncul di hutan Bener Meriah baru-baru ini, banyak yang mengaitkan kemunculan gajah putih dengan peristiwa pengukuhan Reje Linge XXI di Buntul Linge pada Selasa (25/2/2025). Masyarakat Gayo mengaitkan Tari Guel dengan kisah tragis Sengeda dan Bener Meriah, dua bersaudara putra Reje Linge XIII dari ibu keturunan Kesultanan Johor. 

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Viral lima ekor gajah putih tiba-tiba muncul di hutan Bener Meriah baru-baru ini, banyak yang mengaitkan kemunculan gajah putih dengan peristiwa pengukuhan Reje Linge XXI di Buntul Linge pada Selasa (25/2/2025).

Masyarakat Gayo mengaitkan Tari Guel dengan kisah tragis Sengeda dan Bener Meriah, dua bersaudara putra Reje Linge XIII dari ibu keturunan Kesultanan Johor.

Ayah mereka Reje Linge XIII, menjadi penguasa di Pulau Lingga (sekarang Kepulauan Riau) setelah penaklukan Johor oleh Kerajaan Aceh Darussalam.

Sebagai panglima Kesultanan Aceh, Reje Linge XIII diberikan wilayah kekuasaan di Pulau Lingga, tempat ia akhirnya meninggal dunia, meninggalkan seorang istri serta dua putra, yakni Bener Meriah dan Sengeda.

Guel, yang berarti bunyi atau bebunyian adalah tarian yang seluruh gerakannya meniru berbagai elemen alam.

Seperti gerakan belalai gajah, kibasan sayap burung punyuk, kepakan elang saat menerkam mangsa, dan gerakan meliuk lintah.

Berikut struktur Tari Guel yang sampai saat ini masih terus mengisi ruang-ruang seni budaya di Tanah Gayo.

Tari Guel terdiri dari empat babak utama:

Munatap: Babak awal yang berisi gerakan salam khidmat oleh guru didong, diikuti bangkitnya aman mayak dari duduk (munuwet) serta gerakan sining lintah.

Redep atau Dep: Guru didong dan aman mayak memainkan gerakan kepur nunguk, dengan irama musik yang semula lembut berubah menjadi lebih riuh dan lincah.

Ketibung: Suasana semakin meriah dengan tabuhan musik yang bertempo lebih cepat, menandai puncak tarian.

Cincang Nangka: Bagian akhir yang ditandai dengan irama dinamis, di mana seluruh pengiring dan penonton ikut menari sambil menaburkan tepung tawar.

Gerakan dalam Tari Guel memiliki makna simbolis yang mencerminkan unsur alam dan legenda Sengeda, di antaranya:

Munatap (Salam Semah): Gerakan yang mempertemukan ujung jari tangan membentuk segitiga, sebagai simbol penghormatan, lalu diikuti dengan gerakan merentangkan tangan kanan menyerupai belalai gajah yang mencabut sesuatu.

Kepur Nunguk: Gerakan burung Punyuk yang mengibaskan sayap.

Sining Lintah: Gerakan lincah yang menyerupai lintah merayap di atas tanah, dengan kaki bergerak kecil dan cepat.

Tari Guel bukan sekadar tarian, tetapi juga ekspresi budaya dan penghormatan terhadap sejarah serta warisan leluhur masyarakat Gayo. (*)

Baca juga: Ismanadi Keturunan Cik Serule: Kemunculan Gajah Putih di Bener Meriah Pertanda Baik bagi Tanah Gayo?

Baca juga: Kisah Gajah Putih Penjelmaan Anak Reje Linge XIII, Legenda yang Mengakar Bagi Masyarakat Gayo

Baca juga: Kilas Balik Sejarah Kerajaan Linge dan Kemunculan Gajah Putih di Bener Meriah

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved