Wanita Ditemukan Tak Bernyawa

Wanita Ditemukan Tak Bernyawa di Desa Cike Gayo Lues, Psikolog Ingatkan Dampak pada Anaknya

Salah satu hal yang paling dikhawatirkan oleh psikolog adalah dampak jangka panjang terhadap anak-anak korban. 

Penulis: Cut Eva Magfirah | Editor: Mawaddatul Husna
ISTIMEWA
DAMPAK PSIKOLOGIS PADA ANAK - Psikolog Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bener Meriah, Ismi Niara Bina. Salah satu hal yang paling dikhawatirkan oleh psikolog adalah dampak jangka panjang terhadap anak-anak korban dari wanita yang ditemukan tak bernyawa, di Desa Cike, Gayo Lues, Kamis (12/6/2025). 

TRIBUNGAYO.COM, BLANGKEJEREN - Warga Desa Cike, Kecamatan Kutapanjang, Kabupaten Gayo Lues, digegerkan oleh penemuan seorang wanita berinisial R (40) dalam kondisi tak bernyawa di dalam rumahnya, Kamis (12/6/2025) sekitar pukul 06.00 WIB. 

Korban, yang juga merupakan seorang ibu dari tiga anak, ditemukan dalam kondisi bersimbah darah oleh ibunya sendiri, Nurlaila (56), usai pulang salat subuh dari masjid.

Peristiwa tragis ini juga mengegerkan masyarakat dari desa lain yaitu Desa Rema yang bersebelahan dengan Desa Cike

Kemudian pada saat kejadian, suami korban, Saleh Kadri (45), serta ketiga anak mereka berada di rumah yang sama.

Kapolres Gayo Lues, AKBP Hyrowo melalui Kasat Reskrim Iptu M Abidinsyah, menyampaikan bahwa hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) serta penyidikan awal mengarah pada dugaan bahwa korban mengakhiri hidupnya sendiri. 

Dugaan sementara ini didasarkan atas keterangan saksi dan pihak keluarga yang menyebut korban mengalami depresi berkepanjangan akibat penyakit lambung yang dideritanya.

Korban sebelumnya sering mengeluhkan rasa sakit dan sempat beberapa kali menyatakan keinginan untuk mengakhiri hidup.

Meski begitu, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kematian korban, termasuk menelusuri kemungkinan faktor lain di balik kejadian tersebut.

Hal ini ditanggapi oleh Psikolog Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bener Meriah, Ismi Niara Bina.

Ismi menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi keluarga yang ditinggalkan, khususnya anak-anak korban.

Menurut Ismi, berdasarkan informasi yang dihimpun dari warga dan keluarga, korban sempat menunjukkan tanda-tanda depresi.

Seperti sering menangis dan menyendiri selama beberapa bulan terakhir akibat sakit yang tak kunjung sembuh. 

Hal ini, kata Ismi, bisa menjadi indikator bahwa korban mengalami tekanan mental yang berat.

“Kalau menangis terus-menerus, merasa putus asa, bingung harus bagaimana, itu semua merupakan sinyal depresi,” jelas Ismi kepada TribunGayo.com pada Jumat (13/6/2025).

Ismi menekankan bahwa peran keluarga dan lingkungan sangat penting dalam mendeteksi serta memberikan pendampingan psikologis kepada individu yang tengah berjuang secara mental. 

Halaman
123
Sumber: TribunGayo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved