Meninggal Disambar Petir

Tragedi Nelayan Tersambar Petir di Aceh Tengah, BMKG Imbau Warga Lebih Waspada Saat Cuaca Ekstrem

BMKG mengimbau kepada masyarakat tetap waspada terhadap cuaca yang berubah-ubah, hindari aktivitas diluar rumah.

Penulis: Kiki Adelia | Editor: Mawaddatul Husna
Generated by AI
WASPADA CUACA EKSTREM- Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (Meta AI), Sabtu (8/2/2025) memperlihatkan cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir. BMKG mengimbau kepada masyarakat tetap waspada terhadap cuaca yang berubah-ubah, hindari aktivitas diluar rumah jika sudah melihat awan cumulonimbus. 

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Aceh Tengah kembali diguncang kabar duka setelah seorang nelayan dilaporkan meninggal dunia akibat tersambar petir saat berada di kawasan Danau Lut Tawar, Takengon, Rabu (20/8/2025) sore.

Peristiwa tragis ini sontak mengejutkan masyarakat, sekaligus menjadi pengingat akan bahaya cuaca ekstrem yang kerap melanda wilayah dataran tinggi Gayo.

Korban saat itu sedang mencari ikan, naas salah satu sambaran petir mengenai perahu yang ditumpangi korban hingga ia tak sadarkan diri.

Meski sempat dibawa ke rumah sakit, nyawa korban tak tertolong.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah Aceh, termasuk Aceh Tengah.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I SIM Banda Aceh, Nasyithah Az-Zahra Lubis kepada TribunGayo.com, Kamis (21/8/2025) mengatakan khususnya untuk para nelayan dan warga yang beraktivitas di area terbuka seperti danau dan persawahan, untuk lebih berhati-hati.

"Faktor cuaca yang memicu terjadinya sambaran petir adalah ketidakstabilan atmosfer yang menyebabkan pembentukan awan cumulonimbus," ungkap Nasyithah Az-Zahra Lubis.

Nelayan bisa mengantisipasi munculnya petir, dengan melihat adanya awan cumulonimbus yaitu awan gelap pekat yang menjulang tinggi.

"Untuk pencegahan, nelayan tidak melakukan aktivitas melaut jika sudah melihat awan cumulonimbus disekitar pencarian ikan," ujar Nasyithah Az-Zahra Lubis.

Danau Lut Tawar merupakan salah satu ikon wisata sekaligus sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah.

Banyak nelayan menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan di danau seluas lebih dari 5.000 hektare tersebut.

Namun, aktivitas di kawasan perairan ini tidak jarang diwarnai resiko, terutama saat musim penghujan tiba.

"Peran dari BMKG Untuk antisipasi potensi cuaca ekstrim, memberikan peringatan dini terkait cuaca ekstrim," sambung Nasyithah Az-Zahra Lubis.

Dengan meningkatnya intensitas cuaca ekstrem di Aceh Tengah, masyarakat diharapkan tidak menganggap remeh potensi bahaya petir.

Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama, terutama bagi nelayan dan petani yang bekerja di alam terbuka.

Sumber: TribunGayo
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved