Berita Aceh Tengah Hari Ini

Petani di Aceh Tengah Kembangkan Pupuk Organik dari Sekam Padi dan Kotoran Ternak

Petani di Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, mengembangkan pupuk organik untuk tanaman cabai guna menjaga kesuburan tanah.

Penulis: Alga Mahate Ara | Editor: Sri Widya Rahma
Dokumen Kiriman Warga
PUPUK ORGANIK - Potret hasil pengaplikasian pupuk organik di tanaman cabai, di Desa Jaluk, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (5/11/2025). Upaya mandiri dalam menjaga kesuburan tanah dan menekan biaya produksi pertanian kini difokuskan di Kecamatan Ketol, salah satu kecamatan yang dikenal sebagai penghasil cabai terbesar di Kabupaten Aceh Tengah. 
Ringkasan Berita:
  • Petani di Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, mengembangkan pupuk organik untuk tanaman cabai guna menjaga kesuburan tanah dan menekan biaya produksi.
  • Pupuk ini dibuat dari sekam padi, kotoran ayam, dan kotoran kambing yang difermentasi selama enam bulan.
  • Inisiatif ini dipelopori oleh Abdul Wahid, Reje Desa Jaluk dan Ketua Forum Reje.
  • Abdul Wahid juga menerapkan pola tanam tumpangsari dengan menanam kopi Gayo di sela-sela tanaman cabai.

Laporan Wartawan Tribun Gayo Alga Mahate Ara | Aceh Tengah

TribunGayo.com, ACEH TENGAH - Upaya mandiri dalam menjaga kesuburan tanah dan menekan biaya produksi pertanian kini difokuskan di Kecamatan Ketol, salah satu kecamatan yang dikenal sebagai penghasil cabai terbesar di Kabupaten Aceh Tengah.

Manfaatkan Sampah dan Kotoran Ternak

Petani lokal di daerah ini berhasil mengembangkan pupuk organik yang digunakan untuk tanaman cabai

Pengembangan pupuk organik ini memanfaatkan potensi sampah dan kotoran ternak.

Langkah ini sejalan dengan proyeksi pemerintah setempat.

Dimana, Kabupaten Aceh Tengah sendiri diproyeksikan akan mencatat surplus produksi cabai hingga 54.000 ton pada bulan Desember 2025 mendatang, sehingga inovasi pemupukan mandiri sangat strategis.

Baca juga: Bupati Aceh Tenggara Salim Fakhry Minta Kios Jual Pupuk Urea Subsidi Dibawah Rp 150.000 per Zak

Abdul Wahid di Balik Inovasi Pupuk Organik

Abdul Wahid, yang merupakan Reje (Kepala Desa) Jaluk di Kecamatan Ketol sekaligus Ketua Forum Reje, berada di balik inisiatif ini. 

Ia menjelaskan bahwa pengolahan pupuk organik yang mereka kembangkan menggunakan bahan dasar sekam padi yang mudah ditemukan di wilayah tersebut.

Pupuk berbasis sekam padi dipercaya dapat menggemburkan sekaligus menyuburkan tanah bagi tanaman kebun. 

Baca juga: Susilawati Salurkan Pupuk dan Mesin Babat ke Kelompok Tani di Silih Nara dan Ketol

Proses Fermentasi Enam Bulan

Proses pembuatan pupuk organik cukup mudah, namun memakan waktu yang cukup lama.

Berikut cara membuat pupuk organik:

  • Menggabungkan sekam padi dengan kotoran ayam dan kotoran kambing
  • Difermentasi dalam waktu yang cukup lama (6 bulan)

“Pupuk padi tersebut dicampur dengan kotoran ayam dan kambing dan di fermentasi selama enam bulan. Setelah enam bulan baru digunakan dan dipercaya dapat menyuburkan tanaman,” jelas Abdul Wahid.

Penggunaan pupuk organik hasil fermentasi ini dinilai lebih hemat dan terjangkau karena bahan-bahan dasarnya tersedia secara lokal.

Baca juga: Pupuk Subsidi Turun 20 Persen di Bener Meriah, Sekda: Jika Ada Kios Nakal Bakal Ditindak

Terapkan Pola Tumpangsari Cabai dan Kopi

Selain mengembangkan pupuk, Abdul Wahid juga menerapkan cara unik dalam bertani, yaitu dengan tetap menanam komoditas utama Aceh Tengah, yakni kopi Gayo, di sela-sela tanaman cabai miliknya. 

Pola tanam tumpangsari ini diharapkan dapat memaksimalkan lahan yang ada. (*)

Baca juga: Inovatif, Petani di Aceh Tengah Ini Olah Kulit Kopi Jadi Pupuk Organik, Begini Hasilnya

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved