24 Hari Menghilang, Gadis Muda di Aceh Tenggara Ditemukan Sudah Jadi Mayat

Laporan Wartawan Tribun Gayo Asnawi Luwi|Aceh Tenggara

Tribungayo.com, KUTACANE - Sempat menghilang diperkirakan selama 24 hari, akhirnya, gadis muda bernama,  Lisna Br Tobing (26) ditemukan sudah menjadi mayat di Pegunungan Desa Suka Maju, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kabupaten Aceh Tenggara, Selasa (14/10/2025) sekira pukul 16.30 WIB.

Mendapatkan informasi penemuan sesosok mayat wanita itu dengan respon cepat Kapolsek Lawe Sigala-gala bersama Basarnas langsung turun ke TKP untuk mengevakuasi jenazah korban.

Respon cepat ini sehingga masyarakat memberikan apresiasi kepada aparat kepolisian setempat terhadap penemuan mayat yang mengevakuasi dari pegunungan hingga sampai ke rumah duka.

Sebelumnya, korban pernah dilaporkan pihak keluarganya ke Polsek Lawe Sigala-gala karena menghilang dari rumahnya.

Kapolres Aceh Tenggara AKBP Yulhendri SIK MH didampingi Kapolsek Lawe Sigala -gala, Iptu Julius Pakpahan, kepada TribunGayo.com, Selasa (14/10/2025) mengatakan, mayat Lisna Br Tobing pertama kali ditemukan oleh saksi Rony Manurung yang saat itu sedang membersihkan kebunnya yang berada di Pegunungan Desa Suka Maju.

Lanjutnya, saksi melihat sesosok mayat di dalam perairan kebunnya. Lalu, melaporkan warga lainnya sehingga masyarakat beramai-ramai datang ke lokasi.

"Warga ramai-ramai data ke TKP ingin memastikan bahwa mayat tersebut adalah Lisna Br Tobing yang hilang pada 21 September 2025 lalu", jelas Kapolres.

Menurut Kapolres, korban Lisna Br Tobing ini ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia diduga akibat korban terpeleset sehingga terjatuh ke aliran air gunung  yang kedalaman mencapai 2 meter. Hal ini dapat dilihat dibagian kepala korban terbentur ke batu.

"Mayat Lisna Br Tobing langsung dikebumikan sekira pukul 21.00 WIB di tempat pemakaman umum (TPU) keluarga di Desa Suka Maju, Kecamatan Lawe Sigala-gala," terangnya. (*)

Baca juga: Diskop UKM dan Transmigrasi Aceh Tenggara Dorong Percepatan Lima KDMP Prioritas

Baca juga: Harga Kakao di Aceh Tenggara Bertahan Rp 41.000 per Kg, Begini Harapan Petani ke Pemerintah