Gayo Alas

Gunung Leuser : Relung Gunung Leuser Hulu dari Banyak Sungai yang Mengalir di Aceh

Penulis: Fikar W Eda
Editor: Rizwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Villa Murah-Villa Bustanil Arifin di Desa Ketambe, Kecamatan Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara, merupakan salah satu penginapan yang berada di kawasan kaki Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Laporan Fikar W.Eda I Aceh Tengah

TRIBUNGAYO COM, TAKENGON - Hampir seluruh sungai yang ada di Aceh terhubung dengan kawasan  Gunung Leuser, meliputi Aceh Tenggara dan Gayo Lues.

Beberapa sungai ternama di wilayah Aceh  yang hulunya berasal dari relung Gunung Leuser adalah  Sungai Jambu Aye berhulu di Gayo Linge mengalir melintasi Panton Labu, cabangnya melintasi Arakundo lalu ke Selat Malaka. 

Gunung Leuser Aceh yang kemudian ada Sungai Lawe Alas di Tanah Alas mengalir ke hilir Sungai Simpang Kiri dan berhulu di Gayo Lues mengalir melewati Tanah Alas, terus ke Rundeng Singkel dan menuju Samudra Hindia.

Sungai Tripa berhulu di Gayo Lues mengalir melintasi Terangun, ke Aceh Barat dan Samudra Hindia.

Sungai Tamiang mengalir melalui Pining Gayo Lues.

Wih Ni Takengen atau Wih Ni Pasangan yang berhulu di Danau Laut Tawar, di hilirnya Krueng Peusangan melintasi Teupien Mane, Krueng Mane di Aceh Utara menuju Selat Malaka.

Meski bersumber dari Danau Lut Tawar, tapi tidak bisa terlepas dari kawasan ekosistem Gunung Leuser, sebab sumber air dari Danau Lut Tawar berasal dari sungai-sungai purba yang mengalir dari celah batu menuju danau.

Baca juga: 4 Keajaiban Dataran Tinggi Gayo Alas Dikenal Dunia, Kopi Gayo, Gunung Leuser, Saman & Manusia Purba

Tanah Alas Aceh Tenggara  dan  Gayo Lues adalah dua kabupaten yang wilayahnya sebagaimana besar berada dalam kawasan ekosistem Leuser.

Pusat penelitian Ketambe di Tanah Alas, Aceh Tenggara dibangun untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Tanah Alas dengan Sungai Lawe Alas adalah tempat olahraga arung jeram internasional yang tingkat kesulitan yang diakui dunia.

Gunung Leuser adalah laboratorium hayati dan dijuluki sebagai paru - paru dunia. 

Hutan Leuser dan Sungai Alas adalah dua ikon utama Aceh Tenggara. Tempat ini adalah surga bagi penggemar olahraga arung jeram dan aktivitas pecinta alam.

Jangan lupa Tanah Alas adalah penghasil utama kemiri dan coklat.

Melihat besarnya  potensi sungai di Gayo Lues dan Tanah Alas, merupakan modal utama bagi pengembangan olah raga sungai seperti arung jeram. Hampir setiap tahun olahraga arung jeram di gelar di kabupaten itu.

Baca juga: Kopi Gayo : Masyarakat Gayo Menyebut Kopi dengan “Sengkewe”, Ada Mantra Kopi

Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah merupakan kabupaten yang berada dalam wilayah yang populer dengan sebutan Dataran Tinggi Gayo Alas.

Merupakan wilayah dataran tinggi dengan banyak pegunungan, elevasi 1000  sampai 2600 meter di permukaan laut.

Gunung yang terkenal adalah Gunung Leuser dengan puncak Loser  3.381 m terletak di Tanah Alas dan Gayo Lues.

Selanjutnya ada Gunung Bendahara 3.012 meter di Tanah Alas, Gunung Gajah atau Mugajah 3.079 meter, Gunung Abung-Abung 2.988 meter dan lain lain terletak di Pegunungan Gayo.

Di Aceh Tengah dan Bener Meriah terdapat Gunung Bur Ni Telong, Bur Ni Geredung, Bur Ni Pepanyi, Bur Ni Keliatan, Bur Ni Telege, Bur Ni Birah Panyang, Bur Ni Bies dan sebagainya.

Ada lagi Bur Ni Itim Intim, merupakan dinding pembatas antara kawasan Gayo Lues dan Tanah Alas dengan  Gayo Linge dan Gayo Lut (Aceh Tengah-Bener Meriah).

Baca juga: Wisata Aceh Tenggara, TNGL Destinasi Mendunia yang Ramai Pengunjung Mancanegara

Di sana terdapat Taman Nasional Gunung Leuser yang sudah mendapat perlindungan sebagai taman nasional. Kawasan ini dikenal sebagai paru-paru dunia dan mendapat perhatian internasional.

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) adalah salah satu Kawasan pelestarian alam di Indonesia seluas 1.094.692 hektare atau laboratorium hayati. Zona inti TNGL adalah Gayo Lues, dan Aceh Tenggara.

Kemudian  Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Gayo Lues, Bener Meriah, Aceh Tamiang.

Sedangkan Provinsi Sumatra Utara yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Dairi, Karo, dan Langkat.

Kawasan Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra ini dimasukkan ke daftar Situs Warisan Dunia pada tahun 2004, sehingga Taman Nasional Gunung Leuser juga masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, bersama dengan Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Di Aceh Tenggara terdapat Pusat Penelitian Ketambe.

Pemerintah Indonesia menerbitkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 276/Kpts-II/1997 tentang Penunjukan Taman Nasional Gunung Leuser seluas 1.094.692 hektare.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.03/Menhut-II/2007, mengatur  pengelola TNGL adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Ditjen PHKA) Departemen Kehutanan yaitu Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) yang dipimpin oleh Kepala Balai Besar (setingkat eselon II).(*)

Baca juga: Anggota DPR RI, Salim Fakhry: Project BCCPGLE - KfW Alternatif untuk Pemulihan Ekosistem Hutan TNGL