Air Mata Prada Richard Pecah di Sidang Kasus Kematian Prada Lucky: Malam Kelam Penuh Kekerasan

Dalam persidangan tersebut, Richard mengungkap malam kelam yang penuh kekerasan dan penyiksaan yang dialami dirinya serta almarhum Prada Lucky.

Editor: Malikul Saleh
PosKupang/ Irfan Hoi | Istimewa
KEMATIAN PRADA LUCKY - Saksi 1 Prada Richard Bulan dan saksi 2 Serda Lalu F. Ramdani (kiri) sedang dimintai keterangan dalam lanjutan sidang perkara Prada Lucky Namo (kanan) 

TRIBUNGAYO.COM - Air mata Prada Richard Bulan tak terbendung saat memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Rabu (29/10/2025). 

Dalam persidangan tersebut, Richard mengungkap malam kelam yang penuh kekerasan dan penyiksaan yang dialami dirinya serta almarhum Prada Lucky.

Kesaksian Richard menggambarkan suasana mencekam yang dialami dua prajurit muda TNI tersebut. 

Ia menyebut bahwa dirinya dan Prada Lucky menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah senior di kesatuan Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere (Yonif TP/834/WM) yang berlokasi di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sidang yang dipimpin oleh Mayor Chk Subiyatno, S.H., M.H., itu menghadirkan suasana haru di ruang pengadilan ketika Richard menceritakan bagaimana kekerasan terjadi sekitar pukul 01.30 WITA. 

Menurutnya, terdakwa II, Pratu Emeliano De Araujo, secara tiba-tiba menendang kepala Prada Lucky dengan keras saat mereka duduk di atas matras.

“Almarhum ditendang di kepala satu kali, tapi keras,” ujar Prada Richard dengan suara bergetar.

Ia juga mengaku sempat dipukul di ulu hati dan ditampar hingga pipinya bengkak.

Sementara itu, terdakwa III Pratu Petrus Nong Brian Semi memerintahkan keduanya untuk berdiri.

Tak lama kemudian, ia memukul dada Prada Lucky sebanyak lima kali hingga korban terjatuh dan meringis kesakitan.

Pada bagian akhir kesaksiannya, Prada Richard tak mampu lagi menahan emosi ketika mengingat kembali momen kekerasan yang merenggut nyawa rekannya itu.

Ia menangis di hadapan majelis hakim, mengenang betapa berat malam tersebut bagi dirinya.

Ia dan almarhum dipaksa melepaskan pakaian hingga telanjang, diperintahkan memperlihatkan alat kelamin, lalu dituangkan minyak Nona Mas oleh terdakwa.

Dengan suara terbata dan mata berkaca-kaca, Prada Richard Bulan mengatakan ia dipaksa melakukan adegan tidak senonoh dengan almarhum Prada Lucky Namo.

“Almarhum disuruh nungging, dan saya yang berperan sebagai laki-laki,” ucapnya sambil terisak di ruang sidang.

Saksi juga menuturkan terdakwa IV, Pratu Aprianto Rede Radja, ikut melakukan kekerasan fisik dengan menampar keras pipi saksi dan almarhum, serta menyundutkan rokok ke tubuh mereka, termasuk di paha dan belakang leher Prada Lucky Namo.

Kesaksian ini menjadi salah satu bagian paling emosional dari rangkaian sidang kasus kematian Prada Lucky Namo yang menarik perhatian publik, karena menggambarkan perlakuan kejam dan tidak manusiawi yang dialami korban sebelum meninggal dunia. 

Disuruh Pura-pura Telpon Orangtua

Pratu Emeliano  kemudian memaksa dirinya dan Prada Lucky berpura-pura menelpon orangtua menggunakan kulit semangka.

“Kami disuruh menelpon orang tua pakai kulit semangka. Disuruh bilang ke orangtua kalau kami di sini baik-baik saja,” ungkap Prada Richard.

Sebelum kejadian itu, saksi menjelaskan bahwa Terdakwa II telah menendang kepala almarhum Prada Lucky satu kali dengan keras, memukul ulu hati saksi, serta menampar wajahnya hingga bengkak.

Perintah 'menelpon' orang tua itu disebut sebagai bentuk penghinaan dan tekanan psikologis yang dilakukan oleh para terdakwa kepada keduanya.

 “Terdakwa dua suruh kami pegang kulit semangka seperti sedang telepon, sambil berkata ‘bilang kami di sini baik-baik saja’,” ucapnya.

Saksi menuturkan, saat peristiwa itu berlangsung, dirinya dan almarhum sudah dalam kondisi lemah akibat dipukul dan ditendang berkali-kali oleh para terdakwa.

Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025), setelah diduga dianiaya para seniornya. Sebelum meninggal, Lucky sempat dirawat secara intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo.

Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto mengatakan, sebanyak 20 personel TNI telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, termasuk seorang perwira.

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Sidang Kematian Prada Lucky, Prada Richard Ngaku Dipaksa Senior Hubungan Intim dengan Korban

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved