Kabar Duka

Mantan Staf Pribadi Menteri Luar Negeri Adam Malik, M Daud Gayo Meninggal Dunia di Jakarta

Pada 1968, Daud diminta mewakili Menlu menyampaikan pidato dalam Sidang Dewan Pimpinan PPI se-Eropa di London.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
For Tribungayo.com
Muhammad Daud Gayo (tengah) memperlihatkan buku yang ditulisnya dalam usia 82 tahun kepada Dyah Erti Idawati, istri Gubernur Aceh Nova Iriansyah di Bogor beberapa waktu lalu. 

Daud Gayo lalu ikut seleksi penerimaan mahasiwa dan diterima di Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi.

Ia kemudian keluar dari kampus, memilih bekerja di Bank Industri Negara (BIN) 1958.

Setahun kemudian, ia terbang ke Moskow, melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi di Moscow State University,

setelah mendapat program beasiswa dari Pemerintah Indonesia.

Daud Gayo aktif dalam kegiatan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Uni Soviet dan Eropa.

Pada 1963 Daud Gayo terpilih sebagai Ketua Badan Pekerja Badan Koordinasi PPI se Eropa periode1963-1965.

Baca juga: Dua Penderes Getah Pinus Tertimpa Pohon di Gayo Lues, Korban asal Jawa Tengah Meninggal

Ketika terjadi peristiwa G30 S PKI 1965, mahasiswa Indonesia di Soviet ikut bergolak.

Daud Gayo dan mahasiswa pancasilais lainnya lalu membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa di Uni Soviet (KAMUS),

menuntut pembersihan KBRI Moscow dari antek-antek PKI.

Tuntutan KAMUS mendapat respon positif dari Adam Malik, Menteri Luar Negeri RI ketika itu.

Ia juga menulis sejumlah buku, "Keterlibatan Haji Muhammad Hasan Gayo,

Pejuang Nasional Dataran Tinggi Gayo dalam Gerakan Perjuangan Kemerdekaan 1923-2003."

Buku lainnya  tentang ulama asal Gayo, yang berkiprah di Sumatera Utara, Tgk A Latief Rousydi, terbit  pada 2011.(*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved