Berita Bener Meriah

Gustira Monita Penerima Beasiswa Rusia Asal Bener Meriah, Mengajar Eskul di SD untuk Ongkos ke Rusia

Lebih setahun Gustira Monita mengajar di SD di Bener Meriah, tapi ia merahasiakan besaran honor yang ia terima untuk menempuh pendidikan S2 di Rusia

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
For Tribungayo.com
Gustira Monita gadis Gayo berasal dari Bener Meriah mendapat beasiswa dari Pemerintah Rusia untuk melanjutkan kuliah S2 di Tomsk State University, Rusia. 

Laporan Fikar W.Eda/Jakarta

TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Gustira Monita, asal Bener Meriah penerima beasiswa Pemerintah Rusia harus menabung dan bekerja sebagai guru ekstra kurikuler atau eskul di SD Puja Mulia di kabupaten itu.

Gustira Monita dari Bener Meriah tetap optimis dari hasil mengajar itu, bisa menjadi ongkos keberangkatannya ke Rusia.

Kurang lebih setahun gadi Gayo, Gustira Monita mengajar di SD di Bener Meriah tersebut, tapi ia merahasiakan besaran honor yang ia terima untuk menempuh pendidikan strata dua (S2) di Rusia.

"Saya kumpulkan dan tabung, sebab Pemerintah Rusia tidak menanggung ongkos keberangkatan dari negara asal," kata Gustira Monita menceritakan perjuangannya kepada TribunGayo.com, Rabu (10/8/2022).

Gustira Monita, dijadwalkan berangkat Rusia September 2022 ini.

Baca juga: Anak Petani dari Bener Meriah, Agustiyara Dapat Beasiswa Doktor ke Hungaria

Warga Bener Meriah ini melanjutkan pendidikan Program S2  di  Tomsk State University. Tomsk adalah salah satu negara bagian di sana.

Rusia di mata gadis ini memiliki keunggulan terutama bidang manajemen seni pertunjukan. Itulah alasan ia memilih Rusia.

"Di bidang ini, Rusia itu terbaik di dunia," katanya.

Ia mengajukan beasiswa ke Rusia tidak lama berselang setelah ia menyelesaikan S1 di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. 

Juga mengambil program studi Manajemen Seni Pertunjukan. 

Saat ini Gustira sedang berada di Jakarta mempersiapkan dokumen keberangkatan.

Baca juga: Beasiswa ke Tomsk State University, Gustira asal Bener Meriah Bawa "Upuh Pawak" ke Rusia

Gustira pernah mengajukan permohonan mendapatkan bantuan dari Pemkab Bener Meriah dan bertemu dengan pejabat setempat.

Tapi ia memperoleh jawaban tidak ada anggaran.

Ia juga mengajukan permohonan ke Pemerintah Provinsi Aceh dan Lembaga Wali Nanggroe Aceh. Tapi juga tidak berhasil.

Ongkos keberangkatan ke Rusia saat ini berkisar Rp 20 juta.

Hasil yang ia tabung memang belum mencukupi.

Tapi ia tidak ingin menyerah.

Baca juga: Setelah Tiga Hari Berburu, Warga Bener Meriah Meninggal Dunia di Hutan

Ia sedang berusaha keras mendapatkan tambahan.

Ia meninggalkan Bener Meriah pekan lalu. Membawa beberapa peralatan, termasuk "upuh pawak berkerawang" sebagai identitas budaya Gayo.

"Upuh pawak" yang ia bawa  adalah kain warna dasar hitam  dihiasi motif-motif kerawang Gayo, dikenakan oleh perempuan Gayo. 

Sebetulnya ia ingin membawa banyak kain Gayo ke Rusia, tapi terkendala dengan kapasitas bagasi. 

Pemerintah Rusia membiayai seluruh kebutuhan kuliah termasuk yang saku, uang tinggal, biaya program belajar bahasa Rusia dan lain-lain.

Hanya yang tidak disediakan adalah ongkos transportasi ke  Rusia dari negara asal.

Baca juga: Satlantas Polres Bener Meriah Lakukan Razia Rutin untuk Tingkatkan Disiplin Berlalu lintas

Gustira Monita, akrab disapa, Gustira atau Gusti, lahir di Pondok Baru, Bener Meriah 14 Agustus 1998 sebagai bungsu dari enam bersaudara. 

Ayahnya, almarhum, seorang  petani kopi, juga tapi penikmat seni.

Ibunya, Mokmeli, juga sudah berpulang ke Rahmatullah dan dikuburkan di sebelah  ayahnya, adalah seorang guru dan pelaku seni Gayo di Bener Meriah dan Aceh Tengah. 

Kakeknya (ayah dari ibu), bernama Abdullah Syeh Kilang, seniman ternama di Gayo, di bidang musik dan tari.

Gustira mulai menari sejak usia delapan tahun. Memasuki usia 13, ia sudah mencipta tari kreasi baru.

Dari tangan Gustira, telah lahir banyak karya tari, antara lain Munapi, Bunge, Canang Berok” pada 2012.

Baca juga: SIM Keliling Bener Meriah, Ini Jadwal dan Lokasinya

Lalu pada 2013, lahira karya “Pemanis, Renah Renoh, Cererek.” Pada 2014 tercipta “Garipo, Tiketa Keti.”

Pada 2015 tari “Kupi, Payung.” Karya pada 2016 “Mungaro, Rempak, Jenyong.” Tahun 2017 lahir “I Pemah Lut Iyo, Redek, Nipak, Rembune,” dan “Aman Dimot.”

Tahun 2018 tercipta “Birah Panyang, Lelawah, Me Or.” Tahun 2019 tercipta tari “Party Jompo, Ketibung.” Khusus “Ketibung” diikutkan dalam World Dance Day, International Dance Day.

Tahun 2020 ini, Gustrira melahirkan karya “Kupia.”

“Ketibung” adalah tari kreasi baru, terinspirasi dari kebiasaan permepuan Gayo yang memainkan bunyi air saat berada di sungai atau danau.

Gustira menguasai banyak instrumen, seperti perkusi, gitar, biola, alat musik tradisional Gayo, teganing, canang, gong. Bahkan sudah bisa gamelan Jawa dan gondang Batak.

Baca juga: Curi Mesin Potong Rumput dan Pompa Air, Dua Warga Bener Meriah Ditangkap

Memilih ISI Yogyakarta, awalnya direkomendasikan oleh sang kakak, setelah melihat bakat dan kecenderungan dirinya dalam bidang seni.

“Saya mencita-citakan membangun sebuah studio tari. Saya ingin mengembangkan pengetahuan saat pulang ke kampung halaman. Banyak hal yang bisa dipetik dari dunia kesenian dalam membangun karkater jiwa manusia,” ujarnya.

Selama menuntut ilmu di Yogya, Gustira aktif di Seuraya (Seuniman Rapa'i Aceh Yogyakarta), Sanggar Cut Nyak Dhien Yogyakarta, Sanggar Lungun Gayo Yogyakarta, Burni Telong Etnik Gayo,

Sanggar Mayang Serungke Bener Meriah, Sarkem Percussion Yogyakarta, Gerakan Surah Buku Yogyakarta, dan Pendiri Gayo Arts Studio.

Gustira meraih sejumlah prestasi, antara lain Juara 1 Vokal Grup Pelajar (2011-2013), Duta Wisata Bener Meriah, kategori Favorit 2015,

Baca juga: 150 Tahun Jakarta Golf Club Dirayakan dengan Pertunjukan Seni dan Kopi Gayo

Juara 1 Festival Musik Etnik Kolaborasi Modern- Sabang Fair 2016, Juara 1 (berturut-turut) Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional Cabang Catur Tunggal Putri 2013-2016,

Cipta dan Baca Puisi Malam Puncak Kemerdekaan RI-GOS Takengon, 2014-2015, dan Pimpinan Produksi Pergelaran Karya Tugas Akhir ISI Yogyakarta 2019.

Gustira menjadi lebih istimewa, karena ia juga seorang pemain olah raga catur andal. Selama tiga tahun berturut, 2013-2016, menjadi Juara 1 Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional Cabang Catur Tunggal Putri.(*)

Baca juga: Buka Festival Seni Budaya Gayo, Wabup Gayo Lues: Anak Laki Harus Bisa Tari Saman, Seberu Tari Bines

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved