Berita Aceh Tengah

Sutradara Film Radio Rimba Raya, Mandi di Mersah Padang Cengkung di Simpang Lima

Bagi sutradara film dokumenter Radio Rimba Raya, Ikmal Gopi, ada dua tempat di Takengon yang terus dikenang sepanjang hayat

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
TribunGayo
Ikmal Gopi 

Ia menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Ujung Temetas, lalu hijrah ke Jakarta, masuk Institut Kesenian Jakarta, jurusan Film dan Televisi.

Sejak itu, Ikmal memulai pertarungan di ibukota, Jakarta.

Hasilnya ia merampungkan sebuah film dokumenter tentang Radio Perjuangan Rimba Raya (RRR), radio bawah tanah yang menyuarakan Indonesia masih ada dalam kancah Agresi Militer II 1948.

Radio Rimba Raya yang dipancarluaskan dari pedalaman Bener Meriah satu-satunya radio yang mengabarkan tentang adanya  Serangan Umum 1 Maret di Jogja.

“Tanpa Radio Rimba Raya, kita tidak tahu seperti apa Republik Indonesia hari ini,” kata Ikmal.

Baca juga: Lagi, Bardan Sahidi Serahkan Bantuan Rumah Untuk Pak Lek Arifin di Pegasing, Aceh Tengah 

“Sebab radio-radio milik Indonesia lainnya sudah dikuasai Belanda. Satu-satunya radio yang menyiarkan berita tersebut adalah Rimba Raya.

Inilah yang kemudian mempengaruhi diplomasi Indonesia di dunia,” sebut Ikmal Gopi.

Ia mengatakan, bahwa Radio Rimba Raya bukan hanya terkait dengan kepentingan perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Aceh, melainkan juga memiliki korelasi terhadap eksistensi Indonesia yang mempengaruhi jalannya sejarah Indonesia.

Mengingat penting dan besarnya peran Radio Rimba Raya, Ikmal Gopi menyarankan kepada Pemerintah Aceh dan DPR Aceh agar memformulasikan peran Radio Rimba Raya ini dalam sejarah bangsa.

“Saran saya Pj Gubernur Aceh dan DPR Aceh bentuk tim kerja atau panitia khusus untuk meneliti lebih jauh peran Radio Rimba Raya ini dan kemudian melahirkan regulasi atau qanun, sehingga sejarah ini bisa diketahui masyarakat luas, diajarkan di sekolah,” kata Ikmal, alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini.

Nama lengkapnya Ikmal Husin,  akrab disapa Ikmal Gopi, adalah tokoh utama dibalik lahirnya film tersebut.

Baca juga: SIM Keliling, Layanan Membuat SIM di Satpas Polres Gayo Lues Dibuka Senin hingga Sabtu

Ia menulis skenario, menyutradarai, dan memproduseri sendiri film tersebut.

Awalnya sebagai tugas kuliah. Tapi setelah mendalami sejarah Radio Rimba, Ikmal kaget, ternyata radio tersebut memiliki dimensi perjuangan sangat luas.

Riset-riset tentang radio tersebut ia kerjakan sendiri, menghubungi narasumber, melakukan wawancara, riset pustaka, meninjau lokasi, semuanya ia panggul sendiri.

Pernah suatu ketika, muncul  pesimisme dan hampir menyerah, ketika mendapat respon yang tidak membahagiakan dari pihak-pihak yang diajaknya bekerjasama.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved