Demo RSUD Takengon

Soal Jasa Medis & Upah Nakes Menunggak, Begini Penjelasan Wadir RSUD Datu Beru Takengon

"Kami minta pihak RSUD Datu Beru memberi penjelasan ini, kenapa kami gak ada gaji, proyek pembangunan di Rumah Sakit terus berjalan"

Penulis: Romadani | Editor: Rizwan
TRIBUNGAYO.COM/ROMADANI
Ratusan tenaga kesehatan (Nakes) datangi gedung DPRK Aceh Tengah, Jumat (4/11/2022). 

Laporan Romadani | Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Ratusan massa tenaga kesehatan (Nakes) yang datang ke gedung DPRK Aceh Tengah berakhir hingga menjelang waktu maghrib, Jumat (4/11/2022).

Di ruang sidang DPRK Aceh Tengah, muncul persoalan baru yaitu jasa medis (JM) tidak dibayar selama tujuh bulan, tenaga kontrak juga belum mendapat upah selama tiga bulan.

Sedangkan untuk jasa Covid-19 tahun 2021 juga belum selesai.

"Kami minta pihak RSUD Datu Beru memberi penjelasan ini, kenapa kami gak ada gaji, proyek pembangunan di Rumah Sakit terus berjalan" teriak peserta aksi

Menanggapi hal tersebut, hadir di Gedung DPRK Aceh Tengah Wadir Umum RSUD Datu Beru Takengon dr Indra Lutfi untuk menjawab pertanyaan massa.

"Uangnya ada, Tapi SK Bupati untuk mencairkan itu belum selesai," kata Indra.

Pembayaran tertunda hanya ada regulasi yang mengaturnya, pemaparan pencairan masih di meja Bupati Aceh Tengah Drs Shabela Abubakar.

"Kami mohon bersabar, dalam waktu satu pekan ini, kami berusaha akan segera dicairkan," terangnya.

Baca juga: Ratusan Nakes Geruduk Gedung Dewan Aceh Tengah, Usai Demo di RSUD Datu Beru

Kedatangan para nakes ini terkait surat dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi (Kemenpan RB) soal pemberkasan non ASN di kabupaten setempat.

Secara aturan yang disampaikan Kementerian, tenaga bakti tidak terakomodir dalam pemberkasan non ASN tersebut.

Selanjutnya, untuk formasi PPPK di RSUD Datu Beru hanya menerima formasi dokter sedangkan untuk formasi Nakes lainnya tidak ada dibuka.

Pejabat KBPSDM Setdakab Aceh Tengah Jamaluddin menjelaskan bahwa peraturan tersebut datangnya dari pemerintah pusat dan secara pendataan hanya menteri tiga belas dokter.

Meskipun demikian, kata Jamaluddin pihaknya sedang mengajukan formasi PPPK ke pusat untuk penambahan kuota kepada para Nakes medis dan Non Medis.

"Kita akan berusaha secepatnya, akan diusulkan ata natibada regulasi baru untuk penerimaan PPPK," tutup Jamaluddin.

Hadir dalam ruang sidang DPRK Aceh Tengah empat anggota DPR yaitu Salman ST, Muhammad Syahrul, Januar Efendi, dan Desy Novita Andriany.

Seperti diketahui, setelah melakukan aksi demo di RSUD Datu Beru Takengon.

Baca juga: Penuh Haru, Nakes Curhat : “Harga BBM Berkali Kali Naik, Tapi Gaji Kami Tidak Naik”

Ratusan tenaga kesehatan (Nakes) mendatangi Gedung DPRK Aceh Tengah, Jumat (4/11/2022) siang.

Kedatangan ratusan nakes ini guna menutut hak atas dibukanya formasi PPPK baik medis maupun non medis.

Ratusan nakes itu memadati ruang sidang DPRK Aceh Tengah.

Tiba di gedung dewan, para nakes ini langsung masuk ke ruang sidang.

Tidak lama kemudian tiba anggota DPRK Aceh Tengah yaitu Salman, ST dari Partai Amanat Nasional (PAN), dan dua dari Gerindra Januari Efendi dan Muhammad Syahrul. SE. 

Perwakilan Nakes Afrizal mengatakan bahwa massa yang hadir di Gedung DPRK Aceh Tengah lanjutan dari aksi yang dilakukan Di RSUD Datu Beru.

 Pihaknya, akan meminta Anggota DPRK untuk dapat memperjuangkan hak-hak mereka yang selama ini menjadi keluhan para Nakes di RSUD Datu Beru

"Iya, kita lanjut lagi, semua persoalan Rumah Sakit akan kita bicarakan kepada anggota dewan," katanya. 

Baca juga: Nakes Demo RSUD Datu Beru Takengon, Pelayanan ke Pasien Ikut Terganggu, Ini 5 Poin Tuntutan

Saat ini ruang sidang DPRK penuh warna putih yang mogok kerja di Rumah Sakit karena aksi demo, aksi damai itu sedang berlangsung. 

Sebelumnya, ratusan masa dari tenaga kesehatan atau nakes di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon, Aceh Tengah menggelar aksi demo.

Para nakes tersebut berstatus tenaga kontrak dan honorer menyampaikan sejumlah tuntutan.

Tuntutan ratusan tenaga kerja (nakes) mereka sampaikan di hadapan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon, Jumat (4/11/2022).

Setelah menunggu sekitar 40 menit lamanya menunggu, Direktur RSUD Datu Beru Takengon dr Gusnarwin ikut menemui massa dari tenaga kesehatan.

Amatan Tribungayo.com, para Nakes yang menggelar demo berkali-kali berteriak untuk meminta dr Gusnarwin keluar menemui massa. 

Informasi yang diperoleh dari staf RSUD Datu Beru Takengon bahwa dr Gusnarwin sedang melaksanakan operasi terhadap pasien RS tersebut.

Setelah selesai melakukan operasi akhirnya dr Gusnarwin keluar dan menemui massa.

Baca juga: BREAKING NEWS : Ratusan Nakes Demo di RSUD Datu Beru Takengon

Hal itu langsung dijawab oleh Direktur RSUD Datu Beru Takengon bahwa pihaknya akan memenuhi tuntutan itu selama satu pekan.

"Kasih saya waktu untuk koordinasi dengan Pimpinan Daerah Aceh Tengah," kata Gusnarwin.

Informasi lain diperoleh menjelaskan, aksi demo tenaga kesehatan di RSUD Datu Beru Takengon ikut terganggu layanan kesehatan kepada pasien dan masyarakat yang berobat di rumah sakit pemerintah tersebut.

Mereka yang demo dari berbagai ruangan bertugas di rumah sakit, namun sementara pada beberapa ruangan yang tersedia hanya tinggal mereka dari pegawai dari PNS/ASN.

Dalam aksi demo itu, mereka ikut meneriakan yel-yel dan turut pula dikawal ketat pihak kepolisian dari Polres Aceh Tengah.

Perwakilan massa Afrizal menyampaikan, lima point tuntutan sebagai berikut:

1. Menuntut dibuka formasi PPPK medis dan non medis

2. Jasa Medis (JM) disamakan dengan PNS, dengan alasan PNS sudah dapat TC.

3. JM dilancarkan setiap bulannya.

4. Gaji Sesuai dengan UMR.

5. Jika poin-poin di atas tidak disetujui Nakes honor dan kontrak akan mogok kerja.

"Jika tuntutan kami tidak disetujui maka kami akan mogok kerja," jelas Afrizal.(*)

Baca juga: BREAKING NEWS : Ratusan Nakes Demo RSUD Datu Beru Takengon

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved