Berita Nasional
Forum Mahasiswa Aceh Dunia Luncurkan Meuseuraya, Ditulis Mahasiswa Aceh Se-Dunia
Buku ini merupakan kumpulan karya, ekspresi, gagasan dan pemikiran intelektual muda Aceh lintas dunia.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
Laporan Fikar W.Eda I Jakarta
TRIBUNGAYO COM, JAKARTA - Forum Mahasiswa Aceh Dunia (Formad) merilis satu karya buku antologi perdana berjudul “Meuseuraya; Gugusan Harapan Putra Putri Aceh di Perantauan” ditulis mahasiswa-mahasiswi yang sedang melangsungkan studi baik dalam maupun luar negeri.
Buku ini merupakan kumpulan karya, ekspresi, gagasan dan pemikiran intelektual muda Aceh lintas dunia.
Karya ini akan diluncurkan secara hybrid pada Hari Jumat, 25 November 2022, pukul 19.00 WIB.
“Meuseuraya’” berarti “Gotong Royong”. Memiliki visi dan tujuan berkolaborasi untuk bergotong-royong antar putra putri Aceh dari berbagai belahan dunia demi masa depan Aceh yang cerah dan gemilang.
“Aceh dikenal dunia sebagai pusat perdagangan, militer dan ilmu pengetahuan. Orang Aceh merantau ke mana-mana menembus berbagai benua. Ini DNA kita.
Namun karena bermacam hal; perang, tsunami, berbagai bencana, membuat Aceh sedikit menjauh dari identitas.
Buku ini luar biasa, salah satu upaya untuk mengembalikan Aceh ke jalan semula, jalan semula, jalan menuju Aceh yang penuh semangat kebangkitan untuk kembali menjadi pusat peradaban dunia,” ungkap Shadia Marhaban, salah satu tokoh wanita Aceh.
Baca juga: Berikut Daftar Juara Piala Dunia dari 1930 hingga 2018, Siapa 2022 di Qatar?, Ini Cara Nonton di HP
Baca juga: Anak 7 Tahun di Pidie, Aceh Terinfeksi Virus Polio, Kemenkes Tetapkan Status KLB
Buku ini merupakan kumpulan karya tulis dari para pelajar Aceh yang perwakilan dari berbagai negara.
Antara lain: Dzulfaqar Ariq (Amerika Serikat), Eka Saryanti (Pakistan), Fauzan (Suriah), Muammar Yahya (Semarang), Muhammad Dhafi Iskandar (Perancis), Muhammad Khalid Wardana (Thailand), Muhammad Najid Akhtiar (Mesir).
Berikutnya Mulia Mardi (Tiongkok), Munawir Umar (Jakarta), Nauwal Aufa (Tunisa), Rivan Rinaldi (Belanda), Riyadi S. Harun (Libya), Thaiburrifqi Ananda Hafifuddin (Mesir), T. M. Ridha Al-Auwal (), Yasir Ramli Dahlan (Sudan), Yunidar ZA (Jakarta), Zikrina Melinda (Polandia).
Editor: Murizal Hamzah (Banda Aceh) dan Annas Muttaqin (Mesir).
“Kita sebagai warga Aceh, Indonesia sekaligus warga global.
Boleh ada di mana-mana, berasal dari mana saja, namun kita tetap bersatu untuk memajukan bangsa dan negara sebagaimana lirik yang di lagu “Meusaree-saree” dan sesuai dengan filosofi “Meuseuraya”:
Ureueng meulaot ngoen ureueng meugoe, dua samlakoe punca utama, nyan keuh pangkai bagi geutanyoe, hudep lam donya makmu beusama.
Selamat untuk penerbitan Buku Meuseuraya oleh FORMAD,” pesan Ketua Umum Diaspora Global Aceh, Dr Ir H Mustafa Abubakar MSi.(*)
Baca juga: Kasus Pertama Ditemukan di Aceh Sejak Dinyatakan Indonesia Bebas Virus Polio Tahun 2014
Baca juga: KIP Aceh Tengah Buka Pendaftaran PPK dan PPS, Ini Syarat dan Ketentuannya