Wisata Gayo Alas

Air Panas Lawe Gurah, Objek Wisata yang Menjadi Idaman di Aceh Tenggara

Tempat ini merupakan semenanjung yang diapit oleh dua sungai yaitu Sungai Ketambe dan Sungai Alas, terletak di dalam TNGL.

Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Mawaddatul Husna
FOTO IST
Air panas Lawe Gurah Kecamatan Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara yang cocok menjadi objek wisata idaman bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. 

Penelitian di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan peran Stasiun Penelitian Ketambe yang didirikan pada tahun 1971 oleh Herman D Rijksen (Suharto, 2006).

Baca juga: Wisata Aceh Tenggara, Menikmati Objek Wisata Bukit Cinta dan Air Terjun Gulo

Pada awalnya tempat ini difungsikan untuk merehabilitasi orangutan sitaan dari penduduk, dalam rangka penegakan hukum dan konservasi alam.

Tempat ini dipilih karena kaya dengan tumbuhan pakan orangutan yaitu jenis beringin (Ficus spp.), durian (Durio sp) dan banyak jenis yang lain.

Tempat ini merupakan semenanjung yang diapit oleh dua sungai yaitu Sungai Ketambe dan Sungai Alas, terletak di dalam TNGL.

Pertimbangan lainnya ialah tempat ini jauh dari perkampungan penduduk dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat pada lintasan jalan Kutacane – Blangkejeren.

Pada awalnya pusat penelitian Ketambe seluas 1.5 km2 (Rijksen, 1978).

Orangutan salah satu satwa dari  Taman Nasional Gunung Leuser yang dapat dilihat di Lawe Gurah, Aceh Tenggara. Youtube Taman Nasional Gunung Leuser
Orangutan salah satu satwa dari Taman Nasional Gunung Leuser yang dapat dilihat di Lawe Gurah, Aceh Tenggara. Youtube Taman Nasional Gunung Leuser 

Kawasan Gurah termasuk tipe dataran tinggi dan pegunungan yang berbukit dan bergelombang. Di samping itu terdapat topografi landai  di sekitar camping ground.

Kawasan Gurah memiliki berbagai jenis flora dan fauna yang merupakan ciri khusus dari kawasan ini, memasuki kawasan Gurah, serasa menemui sebuah alam surga.

Suhu udara rata-rata di kawasan ini adalah 21,1 derajat celsius – 27,5 derajat celsius, sedangkan kelembaban nisbi 80 – 100 persen.

Musim hujan merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti, dengan curah hujan rata-rata 2000 – 3200 mm per tahun.

Sungai Alas yang menjadi pembatas antara zona pemanfaatan Lawe Gurah dengan Stasiun Penelitian Ketambe sering dijadikan sebagai tempat rafting nasional karena merupakan arung jeram terbaik di Indonesia.

Baca juga: Wisata Aceh Tenggara, Masjid Agung At Taqwa Kutacane Berdiri Megah Lantai Granite & Lampu Hias

Jenis tanah pada kawasan hutan terdiri dari jenis tanah kompleks podsolik merah kuning, latosol, litosol dan kompleks podsolik coklat. Kawasan ini terletak di kaki bukit (zone ketiga).

Kondisi tutupan lahan di kawasan Gurah hampir semuanya ditutupi oleh hutan primer seluas 3.191,83 Ha atau sekitar 91,47 persen dari luasan zona pemanfaatan Lawe Gurah.

Hutan yang masih primer merupakan habitat yang ideal bagi berbagai macam keanekaragaman flora dan fauna.

Kawasan Gurah ditandai dengan tumbuhan duri. Rumpun duri ini bergelantungan di pohon lain, jumlahnya mencapai 8 persen dari keseluruhan spesies tumbuhan. Tumbuhan rambat lain adalah rotan (Spiny Palms).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved