Tsunami Aceh 2004

Mengenang Gempa dan Tsunami 2004, Tangis Para Korban dan Mata Dunia Tertuju pada Aceh

Akibat dari terjangan gelombang besar dari laut tersebut sontak mengubah kehidupan masyarakat Aceh. Bagaikan terbalik 180 derajat...

Penulis: Cut Eva Magfirah | Editor: Budi Fatria
SERAMBINEWS/M ANSHAR
Air mata pertama tak sanggup dibendung, hingga terus berderai membasahi pipinya yang putih licin. Saat itu adalah Peringatan Tiga Tahun musibah Gempa dan Tsunami Aceh. Di atas tanah berisi ratusan ribu jenazah di Pusara Massal, Ulee Lheue, Kota Banda Aceh, Rabu (26 Desember, 2007). (SERAMBINEWS/M ANSHAR) 

TRIBUNGAYO.COM - Mengenang kembali gempa dan tsunami yang pernah meluluhlantakkan aceh kala itu.

Gempa dengan kekuatan magnitudo 9,3 kemudian disusul terjangan tsunami yang dasyat habis menyapu seluruh wilayah pesisir Aceh.

Bencana alam terbesar itu terjadi pada Minggu, 26 Desember 2004 tepat 18 tahun silam.

Akibat dari terjangan gelombang besar dari laut tersebut sontak mengubah kehidupan masyarakat Aceh.

Bagaikan terbalik 180 derajat dimana anak-anak menjadi yatim dan piatu, para wanita menjadi janda, yang kaya menjadi papa.

Orang tua kehilagan anaknnya dan sebaliknya anak kehilangan orang tuanya.

Dengan hidup tampa arah dan jejak orang-orang terdekat yang tidak ditemukan.

Bahkan banyak setelah kejadian tersebut menjadi anak yang hidup sebatang kara.

Tangis para korban mengema di dataran bumi yang berjuluk serambi mekkah ini.

Tangis anak-anak kehilangan orang tuanya, tanggis orang tua yang kehilang anaknya.

Masjid Baiturrahim berada di Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh.
Masjid Baiturrahim berada di Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. (SERAMBINEWS/M ANSHAR)

Dan tangis orang Aceh kehilangan saudara dan juga orang-orang terkasih dalam hidupnya.

Bagaimana tidak bencana yang melanda Aceh saat itu tidak pernah terbayangkan dalam benak masyarakat Aceh.

Guncangan gempa lalu disusul ombak besar dari laut membuat mayarakat Aceh bingung dengan bencana yang melanda serambi mekkah saat itu.

Sehingga masyarakat Aceh yang tinggal tepat di pesisir pantai tidak melakukan penyelamatan hingga habis diterjang ganasnya ombak tsunami.

Ombak tsunami setinggi 30 meter menelan lebih dari 280 ribu jiwa yang meninggal dunia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved