Berita Nasional

Maestro Didong Ceh Udin Musara, Gusar dengan Didong Berbahasa Indonesia

maestro didong dari klop atau grup Musara Bintang, Ceh Kul H.Djamaludin Meri yang lebih dikenal deng Ceh Udin Musara.

|
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
For Tribungayo.com
 Ceh Udin Musara (nomor dua dari kiri) bersama generasi muda didong Gayo  

Ceh Udin lahir di Takengon pada 1943,  masa penjajahan Jepang.

Ia mulai berdidong sejak masih kanak-kanak. Ia menjadi "Ceh Kucak."  Ia ikut mempelopori kehadiran klop  didong di Bintang. 

Ceh Udin menyimpan riwayat panjang dalam berdidong.

Ia  menyeberangi Danau Lut tawar dengan menggunakan kapal MUSARA dari pelabuhan Bintang ke dermaga BOOM menjajaki kota Takengen, Pegasing, Pondok Baru dan sekitarnya untuk bertanding melawan grup didong ternama di Aceh Tengah  dan paling sering bertanding dengan  Winar Bujang dengan  ceh kondang Mahlil, Banta Cut Uria.

Baca juga: Binta Maela, Putra Maestro Didong Sali Gobal, Hadiri Pameran Kopi Gayo di Taman Ismail Marzuki

Mereka adalah penyair didong yang  melahirkan ratusan lagu-lagu dan syair sastra.

Didong di Bintang sudah ada semenjak tahun 30-an bahkan jauh sebelum itu sudah ada klop didong,  seperti Didong Semer Kalang, Bintang Aseli, Bintang Serampak dan yang paling terkenal adalah  Didong Meri Musara Bintang.

Klop ini  berdiri sekitar tahun 1950- 1960 hingga tahun 1980-an oleh seorang guru besar universitas Indonesia kelahiran Lot Bintang yaitu Prof. Muhammad Daud Ali  deng Ceh Udin Musara, Safrudin, Ceh Tukul Abu Bakar,  Rustam Efendy, Ceh Kucak Musa, Ceh Halidan dan lain-lain. 

Pada tahun 1975 Ceh Udin Musara berdidong jalu  di Taman Ismail Marzuki dan Taman Mini Indonesia Indah dengan Ceh Mahlil, Banta Cut dan Uria Winar Bujang.

Juga ada  Timang Rasa, Burak Terbang.  Pada  tahun 1983  Ceh Udin membentuk klop Didong Musara Bintang Jakarta yang berpusat di Keni Gayo Sebayung Jakarta Timur, bersama-sama dengan Hamzah Nurdin, Dasuki, Lahmudin, Lies juga Dolah dan Ceh Mude Ayub Lot Musara dan Jun Musara. 

Baca juga: Dosen IKJ Nungki Sampaikan Kesan Puitis dalam “Syair dalam Jiwa” untuk Maestro Tari Aceh Marzuki

Pada tahun 1984 melawan klop Didong Timang Rasa dengan Ceh Ecek Umang, Ceh Midin Cs di Taman Ismail Marzuki.

Pada  1987 berdidong bersama dengan Burak Jakarta yang dimotori Ceh Aman Uria dan Pipin Kemara di Taman Ismail Marzuki.

Tahun 1990 bertanding melawan Mahlil Winar, M.Din dan Uria Burak di Taman Mini, juga beberapa klop didong yang terbentuk di Jakarta Selatan berpusat di Ciputat  binaan ceh M.Din, Pak May. 

Tahun 2000 Ceh Udin Musara dan Ceh Hamzah Nurdin turut membantu membina klop Didong PT.Bintang Duta Pimpinan Sadri Wahab dengan andalannya  Ceh Kucak Anak Seribu Pulau Kabri wali, Ceh Dasuki AW Cs.

Juga pada 2014 membina grup Didong Pemuda Sebayung Binaan Boy Wahab dengan Ceh Faul (Juara Lida Indosiar), Azzam Musara, Rio, Alsa Musara, Riva dan kawan-kawan. 

Baca juga: Dukung Pariwisata, Seniman Gagas "Kopi Gayo Didong Runcang" Pj Bupati Aceh Tengah Setuju

Pada  2016 melatih Sanggar Didong  Pegayon, dengan personil  Karem, Ajli, Maldi, Miko, Faizar, Madan, Ikhsan.

Hingga Saat ini Ceh Udin masih  aktif  dalam membina klop Didong Musara Bintang dan juga generasi baru milenial dengan nama  "Sanggar Musara Etnica" kolaborasi seni didong,  musik etnik tradisi dan modern.

Salah satu ciptaan Ceh Udin Musara yaitu "Mongot Enti Mongot, Ari Meri Musara, Denie Paresti, Atu Telak, Kapal Musara,  Ulak Ari Ranto, Payah Gehmu Paedah"  ddan lain-lain.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved