Berita Nasional

MarIinda Abdullah Puteh Kembali ke Kampus & Jabat Direktur Pascasarjana di Universitas Sahid Jakarta

Marlinda Abdullah Puteh, mantan Ketua Dekranasda Provinsi Aceh dan Tim Penggerak PKK Provinsi Aceh kembali ke dunia pendidikan.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
TribunGayo.com
Marlinda Abdullah Puteh 

Selain menggeluti dunia akademis, Linda juga masih sibuk dengan jaringan organisasi sosial.

Ia mendirikan organisasi Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia yang tersebar di 34 provinsi dan membiling 200 cabang di kabupaten dan kota.

Baca juga: MN KAHMI Dikukuhkan, Abdullah Puteh: Tantangan Masa Depan Bisa Diatasi Bila Seluruh Elemen Bersatu

Di organisasi itu, Linda ingin mendorong kemajuan perempuan Indonesia di segala bidang, politik, pendidikan, ekonomi dan sebagainya.

Ada hal menarik dari hasil survey yang dilakukan pihaknya, ternyata perempuan Indonesia tidak memilih perempuan sebagai pemimpinnya di daerah sebagai gubernur, bupati atau walikota, juga di parlemen.

Marlinda ketika mendampingi sang suami Abdullah Puteh, pernah protes kepada "aturan" di pemerintahan.

Bahwa namanya selalu disebut sebagai istri Abdullah Puteh dalam kegiatan resmi, bahkan sebagai Ketua Tim Penggerak PKK.

Menurutnya aturan tersebut tidak adil, sebab ia memiliki nama sendiri. Sejak itu, ia minta nama dirinya ditulis lengkap.

"Seorang perempuan adalah berada disamoing suami, bukan di belakang suami," katanya memberi alasan. 

Mantan "first lady" Aceh  ini juga adalah sosok di balik pemberian Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh.

Lokasi tersebut digunakan untuk pertama kali pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA-4) pada 2004, 

"Saya memberi nama tersebut, terinspirasi dari nama Sultanah Safiatuddin salah seorang satu dari empat Sultanah Aceh yang terkenal," kata Marlinda.

Baca juga: Senator Aceh Abdullah Puteh Dilantik Sebagai Pengurus Majelis Nasional KAHMI 

Sejak itu, Taman Ratu Safiatuddin yang berada persis di samping Kantor Gubernur Aceh, menjadi pusat penyelenggaraan PKA. 

Di lokasi itu, dibangun anjungan rumah adat masing-masung kabupaten dan kota yang di Aceh.

"Dulu itu kita maksudkan sebagai tempat seni budaya. Dibikin kale der eventnya, diisi oleh masing-

masing kabupaten di anjungan .asing-masing," kebang Marlinda yang pernah menjadi salah seorang penyiar TVI RI dengan Nama Linda Purnomo.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved